Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei ini, belum semua tenaga pengajar, khususnya guru honorer mendapatkan kesejahteraan yang layak. Masih banyak guru honorer yang mendapatkan upah rendah.
Salah seorang guru honorer di Kabupaten Bekasi, Fristy, mengaku gajinya sebagai guru honorer paling tinggi sebesar Rp 1,2 juta/bulan. Itu pun bisa dia dapat bila mengajar hingga 24 jam pelajaran dalam satu bulan.
Fristy mengatakan gajinya tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. Untuk mengakalinya, Fristy juga harus bekerja di tempat lain untuk bisa menutupi kekurangan dari gajinya sebagai guru honorer.
"Karena kalau mengandalkan (penghasilan) dari guru honorer nggak cukup. Jadi kalau saya kan ada jam (kerja) di luar, nggak (hanya) harus kerja di sini ( jadi guru honorer)," kata Fristy, Jakarta, Rabu (2/5).
Selain menjadi guru honorer, Fristy juga mengajar di tempat-tempat bimbingan belajar (bimbel) yang ada di daerahnya. Dia harus bisa membagi waktu antara mengajar di sekolah dengan mengajar di tempat lain.
"Jadi saya mengajar di sekolah sampai siang, setelah itu bisa baru saya (kerja) di tempat lain. Kalau itu kan diperbolehkan," kata Fristy.
Walau mendapatkan penghasilan yang rendah sebagai guru honorer namun, Fristy mengaku tetap senang menjalaninya. Namun ia juga berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer.
Sama dengan Fristy, guru honorer lainnya di kawasan Tangeran Selatan, Isticha, juga melakukan hal yang sama untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Saat ini, Isticha sebagai guru honorer mendapatkan penghasilan sebesar Rp 2,4 juta/bulan dengan waktu mengajar 24 jam.
Walau mendapatkan upah yang lebih besar dari Fristy, Isticha mengaku juga harus bekerja di tempat lain untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebab, gajinya tersebut juga masih di bawah UMR Tangerang Selatan yang sekitar Rp 3,2 juta.
"Jadi ngajar di dua sekolah. Yang satu di negeri, yang satu lagi di swasta. Untuk yang di swasta juga masih kecil bayarannya, cuma Rp 9.000/jam pelajaran. Jadi memang harus pintar-pintar bagi waktu biar bisa kerja tempat lain juga," katanya. (dtf)