Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Siatas Barita. Ratusan hektar tanaman padi sawah di Dusun Lumban Ratus, Desa Pansurnapitu, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput), terlambat panen. Warga Desa Pansurnapitu, G Panggabean (59), kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (3/5/2018), menerangkan, panen padi tahun ini terlambat akibat macetnya air irigasi pasca tanaman padi Desember 2017.
Panggabean menjelaskan, budaya tanam padi varietas lokal di desa itu sudah selesai sebelum hari Natal, tiap tahunnya.
"Warga desa masih menggunakan benih padi varietas lokal dan budaya tanam selesai sebelum hari Natal atau tanggal 25 Desember setiap tahun. Dan jadwal panen padi, awal hingga minggu kedua bulan Mei setiap tahunnya sudah panen,"tutur Panggabean.
Namun untuk tahun ini, sebut Panggabean, masa panen padi terlambat, disebabkan air irigasi tidak berfungsi normal mengaliri areal persawahan. Kekeringan lahan sawah terjadi beberapa bulan, pasca tanam padi.
"Kekeringan lahan sawah terjadi pada bulan Februari hingga Maret. Akibatnya, pemupukan tanaman padi terlambat. Proses pemupukan tidak dapat dilakukan, karena lahan kekeringan," sebut Panggabean.
Terlambatnya masa panen, ujar Panggabean, dipastikan menurunnya produktivitas tanaman. Dan Mudah-mudahan, tidak ada masyarakat petani yang gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Taput, Tony Simangunsong, mengatakan, pihaknya akan mengecek kondisi lahan sawah yang terlambat panen di Dusun Lumban Ratus, Desa Pansurnapitu.
"Kami akan, mengecek kondisi itu. Kalaupun nantinya ada petani yang gagal panen, solusinya petani membuat laporan ke Pemkab. Seperti apa nantinya inisiasi Pemkab untuk membantu petani bila ada gagal panen, kiranya dapat meringankan kondisi petani," kata Tony Simangunsong.