Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tampahan. Petani jagung di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) mengeluhkan produksi jagung tidak maksimal. Panen jagung di bawah rata-rata, yakni 2 ton per hektare. Kondisi ini membuat para petani merugi.
"Dulu yang kami pergunakan bibit yang diberikan oleh Pemkab Tobasa jenis bibit biji 2 dan 28. Tapi hasilnya seperti ini, dari satu hektare hanya dapat kami panen 2 ton," ujar seorang petani, Simon Simanjuntak, Rabu (9/5/2018), di Desa Gurgur Aekraja Tampahan.
Oleh sebab itu, dia bersama rekannya mengadu ke Dinas Pertanian Toba Samosir karena mereka tidak mengetahui sebab kegagalan produksi tersebut. Pasalnya, ujarnya, sejak penanaman hingga memasuki masa berbunga, situasi tidak memberi tanda akan ketidak berhasilan. Namun, lanjutmya, saat memasuki masa pembuahan mulai terlihat buah tidak segar hingga dipanen di ujung buah, jagung tampak hitam dan pucat.
"Seluruhnya seperti itu, warna tidak seperti biasanya. Begitu kami panen tongkol jagung berlobang seperti ada yang menggerogoti," ucapnya kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian.
Petani lainnya, Baktiar Siagian, menambhakan, tanaman jagung miliknya seluas 1,2 hektare hanya menghasilkan 2,4 ton. Panen yang didapat kali ini, katanya, merugi. "Menyesal tidak, tapi kalau boleh Dinas Pertanian untuk memberikan bibit yang lebih berkualitas kepada kami sebagai pengganti," pintanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Tobasa, Sahat Manullang, mengakui bahwa pada masa tanam tahun lalu tidak semua petani merasakan keberhasilan. Namun, katanya, untuk lebih menggairahkan petani dikatakan dia akan tetap memberikan yang terbaik khususnya dari sisi bibit.
"Silahkan buka lahannya lagi, kami akan dukung dari pengadaan bibit," kata Sahat disambut gembira petani.