Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Calon Wakil Gubernur Sumut nomor urut 1, Musa Rajeckshah (Ijeck) dan Calon Wakil Gubernur Sumut nomor urut 2, Sihar P Sitorus adu konsep mengenai pertanian. Konsep itu disambut atas pertanyaan moderator, Zylviana Iskandar saat Debat Publik Publik Calon Gubsu Ronde II Pilgub Sumut 2018, di Hotel Adi Mulia, Medan, Sabtu malam (12/5/2018).
"Meski memiliki lahan pertanian pangan, hortikultura dan perkebunan yang besar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) belum juga berdaulat dalam hal pangan. Bagaimana langkah kongkret masing -masing calon untuk mempercepat kedaulatan pangan, dan apakah harus disokong dengan pangan impor," tanya Zylviana.
Ijeck berjanji pemerintah akan hadir di tengah-tengah masyarakat petani. Sebab, menurutnya, pemerintahan saat ini tidak demikian.
Dia mencontohkan pemberian bibit kepada para petani, sayangnya bibit yang diberikan bukanlah bibit unggul, begitu juga dengan pupuk.
Selain itu, harga jual pertanian tersebut juga masih rendah begitu musim panen tiba. "Hampir seluruh tanah di Sumut subur, tapi permasalahan yang dihadapi petani adalah ketidak hadiran Pemerintah ditengah-tengah masyarakat petani. Apabila Eramas (Edy Rahmayadi -Musa Rajeckshah) terpilih, maka kami akan hadir ditengah-tengah para petani," ujar Ijeck.
Ijeck mengaku saat ini para petani terikat dengan para pengusaha-pengusaha. Sebab, pengusaha tersebut memberikan bantuan ke petani mulai dari pupuk dan bibit. Sehingga ketika musim panen tiba, harga jual dari petani ditekan.
"Petani akan dibantu dengan bibit dan pupuk unggul, setelah musim panen, kami akan jamin harga jualnya tetap stabil. Sehingga, para petani bisa lebih sejahtera," tutur Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan itu.
Sementara itu, Sihar Sitorus menyebut berdasarkan data yang dimilikinya, Sumut surplus 1,1 juta ton pangan.
Meski begitu, dia coba memahami lebih jauh pertanyaan yang disampaikan oleh moderator. Sihar lantas menerka maksud pertanyaan tersebut adalah ketimpangan pangan mulai dari wilayah timur, tengah dan barat.
"Kalau itu yang dimaksud, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisis potensi di daerah masing-masing," kata Sihar.
Sihar memaparkan, wilayah timur berada di dataran rendah begitu juga pantai barat dekat Nias itu juga dataran rendah.
"Ada dataran tinggi yang lebih cocok untuk tanaman tertentu, nah kalau ini menjadi pertanyaan, perlu dilakukan peninjauan ulang strategi ketahanan pangan, sehingga masing-masing wilayah untuk menumbuhkan potensi. Di dataran tinggi ada kopi, kemenyan, ada teh dan banyak lagi," jelasnya.