Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Direktur Umum, SDM dan Keuangan RS USU dr Dewi Indah Sari Siregar Mked (ClinPath) SpPK mengatakan, pada tahun 2012, di Indonesia, diperkirakan sedikitnya 4.896 orang penyandang thalasaemia. Kemudian, di tahun 2017, meningkat menjadi 8.616 orang. Peningkatan ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat.
"Karena itu bagi para orangtua yang anaknya menderita thalasaemia untuk tidak bosan dalam merawat anaknya karena sudah banyak informasi yang dapat diperoleh para orangtua untuk bagaimana merawat anaknya dengan baik dan benar," katanya kepada medanbisnisdaily.com di Medan, Minggu (13/5/2018).
Sebelumnya, RS USU menggelar peringatan Hari Thalasemia se-dunia. Acara digelar selama 2 hari, yakni Sabtu-Minggu, 12-13 Mei 2018.
dr Rahayu Saat SpA dalam sambutannya di acara pembukaan menyatakan, kegiatan hari thalasaemia itu antara lain diisi dengan testimoni mewakili penyandang, penyerahan buku literasi thalasaemia, donor darah, seminar dan pelepasan balon serta lomba mewarnai serta dongeng bersama. Acara diakhiri dengan pelepasan balon di halaman depan RS USU.
Dikatakannya, thalasaemia adalah suatu kelainan darah yang terdapat di banyak negara di dunia. Orang dengan thalasaemia trait/pembawa sifat thalasaemia adalah orang-orang yang sehat tetapi dapat menimbulkan thalasemia mayor atau thalasaemia minor kepada anak-anak mereka. Keadaan tersebut muncul bila terjadi perkawinan antar sesama pembawa sifat, yaitu ayah dan ibu.
Yayasan Thalasaemia Indonesia (YTI) cabang Sumut mencatat data penyandang thalasaemia di Medan pada tahun 2011 sampai dengan April 2014 berjumlah 113 orang.