Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Usai mengunjungi Pasar Pagi Labuhan, calon Gubernur Sumut nomor urut 1 Edy Rahmayadi langsung melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Masjid Raya Al Osmani Medan Labuhan. Namun sebelum tiba di masjid peninggalan Raja Deli Ketujuh, Sultan Osman Perkasa Alam untuk melaksanakan sholat dhuha, langkahnya terhenti di tepat di depan UPT Puskesmas Pekan Labuhan, Jalan Kl Yos Sudarso KM 18,5.
Dari pingir jalan sorot matanya tajam mengarah ke kerumunan masyarakat yang sedang duduk dikursi yang akhirnya diketahui sedang antre berobat.
"Ini sedang nunggu antrean berobat pak," ujar salah seorang pasien bernama Purnama Isabela menjawab pertanyaan Edy yang datang menghampiri, Senin (14/5/2018).
Gerah karena banyaknya pasien mengantre, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini langsung bertanya kepada salah seorang pegawai Puskesmas.
"Bapak ibu ini lama mengantre apa karena tidak ada dokternya. Mana dokternya saya mau ngomong. Kasihan ini masyarakat mau berobat tapi tidak terlayani," tanya Edy.
Mendengar perkataan Edy, pegawai wanita itu langsung menjawab kalau dokter ada di dalam kantor.
"Ada did alam pak, namanya Dokter Edi. Sebenarnya ada tiga tapi dokter lain ada kegiatan upacara," ujar pegawai tersebut.
Mendengar ucapan si pegawai Puskesmas tersebut, Edy pun semakin tegas meminta agar dirinya bisa berjumpa dengan Dokter Edi.
"Tolong panggilkan saya mau jumpa. Bagaimana masyarakat bisa terlayani dengan baik kalau dokternya saja tak di tempat. Kalau urusan upacara atau rapat itu nomor tiga. Nomor satu itu pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat ini harus terlayani dengan sebaik-baiknya," tegas Edy di hadapan Dokter Edi yang telah hadir .
Persoalan buruknya pelayanan diakui Edy merupakan salah satu pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius bagi pemerintah. Buruknya mental dan pelayanan pekerja medis diakui Edy menjadi penyebab banyak masyarakat berobat ke luar negeri.
"Makanya kalau kita liat masyarakat kita yang punya uang lebih memilih berobat ke luar negeri karena mereka mendapat pelayanan yang baik di sana. Tapi kalau masyarakat kita yang kurang beruntung secara finansial hanya mengandalkan BPJS, atau ke Puskesmas. Udah begitu, sampai ke sini tak ada pula dokternya. Sekali lagi saya mohon layananilah masyarakat kita ini sebaik-baiknya," pungkasnya.
Usai menyampaikan harapannya kepada Dokter Edi agar mereka bekerja sebaik-baiknya memberikan pelayanan kepada masyarakat, Edy pun pamit untuk melanjutkan perjalanannya ke Masjid Raya Al Osmani Medan Labuhan.