Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Petani di Sumatera Utara (Sumut) diprediksi akan melakukan panen jagung seluas 74.429 hektare untuk bulan April hingga Juni 2018. Dari luasan panen tersebut, produksi yang akan dicapai berkisar 446.574 ton dengan potensi hasil rata-rata 6 ton per hektare.
Realisasi panen tersebut, menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, M Azhar Harahap, diperoleh dari realisasi pertanaman jagung di bulan Januari, Februari dan Maret.
"Tanam Januari panen dibilang April, tanam Februari panen di bulan Mei dan tanam di bulan Maret akan panen pada bulan Juni mendatang," kata Azhar menjawab medanbisnisdaily.com, Senin (21/5/2018), di Medan.
Menurut Azhar, pada bulan Januari realisasi tanam jagung mencapai 9.094 hektare dan luas panen diprediksi berkisar 8.730 hektare. Sedangkan realisasi tanam pada bulan Februari lalu mencapai 24.687 hektare dengan prediksi panen bulan Mei ini berkisar 23.700 hektare.
"Untuk tanam bulan Maret realisasinya mencapai 43.749 hektare sedangkan luas panennya kita prediksi berkisar 41.999 hektare, yang akan panen pada Juni mendatang," jelas Azhar.
Adapun luas tanam jagung yang terluas untuk musim tanam Maret adalah Kabupaten Karo sebanyak 30.769 hektare, dengan luas panen diprediksi berkisar 29.538 hektare.
Kemudian disusul Kabupaten Dairi seluas 6.772 hektare dengan perkiraan panen berkisar 6.506 hektare. Selanjutnya, Kabupaten Simalungun dengan luas tanam berkisar 1.844 hektare dengan perkiraan panen berkisar 1.771 hektare dan Kabupaten Tapanuli Utara luas tanamnya berkisar 510 hektare dengan perkiraan panen berkisar 490 hektare.
"Hampir semua kabupaten kota di Sumut melakukan pertanaman jagung hanya saja luasannya sedikit-sedikit," kata Azhar.
Dengan potensi hasil rata-rata katakanlah enam ton per hektare, kata dia, maka produksi jagung Sumut pada April hingga Juni mendatang mencapai 446.574 ton.
Jadi untuk menjaga kestabilan harga di tingkat petani menurut Azhar, Sumut tidak perlu impor jagung. Begitupun, apabila harga jagung nanti turun di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) disaat panen nanti, pemerintah melalui Bulog bersama Kodim akan turun ke lapangan untuk menampung produksi jagung petani.
"HPP jagung pipil yang telah ditetapkan pemerintah yakni Rp 3.150 per kilogram (kg) dengan kadar air berkisar 15 persen. Jadi, bila disaat panen nanti harga anjlok di bawah HPP itu, maka Buloglah yang akan menampung jagung petani dengan harga Rp 3.150 per kg," jelas Azhar.