Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya. Sepekan pasca serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, sebagian korban masih harus menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Tak terkecuali Yesaya Bayang, satpam GKI Diponegoro.
Pria yang berupaya mencegah bomber di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Surabaya itu kini masih terbaring di RSAL dr Ramelan Surabaya.
Dari pantauan detikcom, pria kelahiran Alor, Nusa Tenggara Timur itu terlihat sudah mulai membaik, meski benang jahit masih nampak di pipi kiri dan telinganya.
Tak hanya itu, tangan kanannya masih dibalut perban. Pria berusia 40 tahun itu juga masih menggunakan beberapa alat bantu pemulihan otot sebab tangan kanan Yesaya juga terkena ledakan dan serpihannya sampai membuat otot tangannya putus.
Menurut dokter spesialis ortopedi traumatologi RSAL dr Ramelan Surabaya, Letkol Adi Suriyanto, saat ini kondisi Yesaya sudah berangsur-angsur membaik. Namun Yesaya masih harus menjalani sejumlah tindakan operasi pada tangan kanan, kaki kanan dan bedah plastik di bagian wajah.
"Kondisinya sudah mulai pulih dan membaik. Meski sebelumnya mengalami luka di bagian wajah yang cukup serius. Selain itu, otot dan syarat tangan rusak sudah akibat terkena serpihan bom sudah dilakukan penanganan," kata Adi kepada wartawan, Senin (21/5/2018).
Adi menambahkan, untungnya setelah melakukan penanganan secara intensif dan check up secara menyeluruh, tim medis RSAL dr Ramelan Surabaya tidak menemukan adanya infeksi baru pada tubuh Yesaya.
"Secara umum setelah kami kontrol perkembangan pasien tidak ditemukan infeksi baru. Kondisinya bagus," tambahnya.
Proses terapi fisik yang dijalani Yesaya juga berjalan dengan lancar. "Untuk terapi jari-jarinya ini kami harapkan tiga minggu sudah pulih. Tapi ada tulangnya yang hancur. Sudah kami tata lagi. Tapi secara keseluruhan bagus, tidak ada infeksi," ujar Adi.
Sementara itu, Yesaya saat ditemui mengaku bersyukur kondisinya sudah mulai membaik.
"Kemarin sudah dicabut semua benangnya, tinggal tangan dan kaki. Ya syukurlah kemarin jari-jari tidak bisa digerakkan. Setelah dioperasi sudah dibersihkan semuanya sekarang sudah bisa digerakkan," tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Yesaya sendiri berupaya melupakan kejadian yang membuatnya terluka. "Mohon maaf kalau soal itu," paparnya.
Ikut menjenguk Yesaya, Kepala RSAL dr Ramelan Surabaya Laksamana Pertama TNI dr IDG Nalendra mengatakan selain Yesaya, ada dua korban bom bunuh diri di Surabaya lainnya yang juga dirawat di rumah sakit ini, di antaranya Ary Setiawan dan Bripka M Erfan."Secara keseluruhan saat ini kondisi tiga pasien sudah mulai membaik. Seperti pak Yesaya harus kembali lagi fungsi otot-ototnya, syarafnya, tulangnya juga prosesnya penyembuhannya segera," ungkap Nalendra. (dtc)