Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Magelang. Sejumlah lokasi penambangan di sungai yang berhulu Gunung Merapi ditutup sementara. Hal itu sesuai dengan instruksi Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) yang tidak membolehkan aktivitas di radius 2-3 kilometer dari puncak gunung.
"Kalau status (Gunung Merapi) meningkat, sebaiknya tidak melakukan aktivitas penambangan karena membahayakan," ujar Pelaksana Jabatan (Pj) Bupati Magelang, Tavip Supriyanto saat dihubungi wartawan, Rabu (23/5).
Sementara, Sekretaris Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumar mengatakan, penambangan bahan galian C (pasir dan batu) di kawasan Merapi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Di Desa Kemiren sendiri, aktivitas pertambangan terbanyak ada di Sungai Bebeng yang letaknya sekitar 3 kilometer dari puncak gunung Merapi.
"Ada beberapa truk pasir yang masih lalu lalang tapi tidak seramai biasanya. Mereka mengambil pasir dari depo-depo di Desa Kemiren, tidak langsung di area penambangan," jelas Jumar.
Menurutnya, sampai saat ini, warga Desa Kemiren masih beraktivitas seperti biasa meski status Merapi naik menjadi Waspada.
"Namun warga sudah siap siaga jika sewaktu-waktu harus mengungsi," katanya.
Pemilik depo pasir di Desa Kemiren, Warsidi menambahkan, sejak Senin (21/5) malam kemarin, sudah tidak terlihat ada aktivitas penambangan.
"Depo kami biasanya dipasok tiga truk dari Sungai Bebeng tapi sekarang tidak ada. Kami tidak berani memaksakan untuk mendapatkan pasokan pasir. Selain beresiko, kondisi Merapi juga sedang tidak memungkinkan," tuturnya. (dtc)