Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Restocking ikan di perairan Danau Toba Kabupaten Toba Samoair(Tobasa) dibutuhkan sedikitnya sebanyak 1,5 juta ekor ikan nila per tahun. Hal ini untuk menjaga kesinambungan aktivitas nelayan yang setiap hari berkecimpung di perairan itu mencari kehidupan.
"Kami sudah kalkulasi, bagaimana dalam setahun nelayan bisa mencari kehidupan dari hasil tangkapan ikan di Danau Toba dan hitungan kami minimal membutuhkan restocking 1,5 juta bibit ikan," ujar Kabid Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan Pemkab Tobasa, Jerri Silaen, Rabu (23/5/2018,) di Balige.
Dia mengatakan, jumlah itu masih sangat minim dibanding jumlah nelayan saat ini makin bertambah dikarenakan adanya penghentian aktivitas jaring apung di perairan Danau Toba. Juga nelayan ikan jenis pora-pora kini beralih menjadi nelayan ikan nila atau mujahir.
"Dapat dimaklumi kenapa hasil tangkapan nelayan berkurang. Jawabannya karena nelayan juga bertambah," sebutnya.
Menurut Jerri, daerah atau kawasan strategi yang patut harus diperhatikan untuk restocking ada 7 kecamatan, yakni Balige, Tampahan, Laguboti, Uluan, Porsea, Lumbanjulu dan Ajibata. Wilayah ini dikenal sebagai daerah penghasil ikan tangkapan dari danau.
"Kemampuan Tobasa dan provinsi hanya masih batasan 800.000 ekor dan itu disesuaikan dengan kekuatan anggaran yang ada," terangnya juga mengimbau nelayan agar tidak melakukan penangkapan ikan masih kecil.
Ditambahkan Jerri, kesinambungan aktivitas nelayan di perairan Danau Toba, khususnya di wilayah Toba Samosir juga dikarenakan adanya dukungan dari Dinas Perikanan Provinsi Sumatera Utara serta Dirjen Perikanan Kementrian Perikanan, yang selalu mengalokasikan anggaran untuk restocking.
"Kepedulian provinsi dan Kementrian patut diapresiasi. Kalau kalau hanya mengandalkan APBD kita, saya rasa tidak mampu," jelasnya.