Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta - Lonjakan tertinggi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) diprediksi terjadi saat H-6 Lebaran 2018. Lonjakannya diprediksi mencapai 35% dari konsumsi rata-rata 2017 atau menjadi 123.904 kiloliter (KL).
Lonjakan konsumsi BBM akan kembali terjadi H-2 Lebaran yang mencapai 32% menjadi 121.253 KL dari rata-rata 2017. Dilanjutkan saat H+4 Lebaran dengan lonjakan 32% menjadi 120.578 dari rata-rata 2017. Lonjakan terakhir diprediksi H+8 sebesar 29% dari rata-rata harian.
"Proyeksi kenaikan konsumsi BBM nasional akan mencapai puncaknya pada H-6, H-2, H+4, dan H+8. Untuk bensin seiring dengan pergerakan puncak arus mudik dan arus balik," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto saat rapat dengar pendapat (RDG) dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (23/5).
Sementara itu, untuk konsumsi solar diprediksi mencapai puncaknya pada H-10 dan H-6 jelang Lebaran. Masing-masing terjadi peningkatan mencapai 48% dan 45%.
"Puncak peningkatan konsumsi untuk solar diperkirakan lebih awal yaitu H-10 dan H-6. Sedangkan proyeksi peningkatan konsumsi LPG PSO (subsidi) dan non PSO sekitar 17%, akan terjadi pada H-5 dan H-1," sebutnya.
Pemerintah pun sudah mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi BBM hingga LPG dengan meningkatkan ketahanan stok.
"Dalam rangka mengantisipasi kenaikan tersebut kami sudah meningkatkan rata-rata ketahanan stok sebagai berikut. Ketahanan stok untuk produk bensin dan solar berada pada rentang 20-47 hari. Untuk LPG 17 hari. Sedangkan minyak tanah mencapai 62 hari, avtur 27 hari," tambahnya. (dtf)