Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Paris. Dua mantan mata-mata Prancis ditangkap setelah dituduh menyerahkan informasi rahasia ke China. Keduanya dianggap telah melakukan pengkhianatan negara.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/5), kedua mantan mata-mata Prancis yang terungkap menjadi agen ganda itu sebenarnya telah didakwa dan ditahan sejak Desember 2017. Penangkapan keduanya baru diungkap otoritas Prancis pada Jumat (25/5) waktu setempat.
Penangkapan dua mantan mata-mata Prancis ini dikonfirmasikan oleh pernyataan Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly.
"Dua agen Prancis dalam dinas kami dan mungkin salah satu pasangan dari agen-agen ini dituduh melakukan pelanggaran serius yang kemungkinan besar dinyatakan sebagai aksi pengkhianatan, dugaan menyerahkan informasi ke kekuatan asing," tutur Parly kepada televisi CNews.
Dalam pernyataan terpisah dari Rusia, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut kasus ini sebagai konspirasi yang 'luar biasa serius'. Macron juga menyatakan sistem kehakiman Prancis akan menyelidiki dan mengadili para tersangka dalam kasus ini.
Seorang sumber keamanan Prancis menuturkan kepada AFP bahwa dua agen yang ditangkap tadinya bertugas di Direktorat Umum Keamanan Eksternal (DGSE). Kedua agen itu dicurigai bekerja untuk China. Pernyataan sumber ini mengonfirmasi laporan sejumlah media Prancis.
Salah satu agen itu ditugaskan di Prancis sebelum ditangkap. Aksi keduanya dibongkar oleh agen-agen kontraintelijen domestik Prancis.
Kedua mantan mata-mata Prancis itu telah pensiun saat ini. Namun Parly menyebut, keduanya masih cukup aktif saat aksi membocorkan informasi rahasia ke negara lain ini berlangsung. Para penyidik Prancis disebut masih mencari tahu berapa lama aksi keduanya berlangsung. Lebih lanjut, Parly menolak menjelaskan soal informasi yang dibocorkan ke asing. Tidak disebut juga apakah kedua mantan agen intelijen itu bekerja bersama-sama.
Kementerian Luar Negeri China mengaku tidak menyadari adanya penangkapan itu, saat dimintai tanggapan.
Diketahui bahwa sejak lama China dicurigai melakukan spionase komersial demi merampas properti intelektual berharga, namun operasi intelijen China diduga meluas hingga ke ambisi melebarkan sayap ke negara lain.
"Mereka (China-red) berusaha mempelajari seperti apa kekuatan negara lain mempraktikkan politik, diplomasi, dan sebagainya, tentu saja sambil melanjutkan perburuan informasi ekonomi," sebut mantan Kepala Intelijen dan Keamanan DGSE, Alain Chouet. (dtc)