Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Langkat. Menghindari tandan buah segar (TBS) restand dan kesusutan, kalangan pedagang pengumpul (pengepul) sawit telah mengimbau kepada petani sawit di beberapa kecamatan di Kabupaten Langkat, H-7 menjelang Idul Fitri terakhir memanen.
"Terakhir pengiriman TBS ke pabrik empat hari sebelum hari raya (H-4 Idul Fitri), jadi TBS tidak numpuk dan berapa yang dipanen petani bisa terangkat semua". Ini untuk mengurangi buah restand yang bisa mengakibatkan kesusutan dan berondol. Artinya, tidak tandan kosong (tangkos)," kata Barianto, salah seorang pengepul TBS di Dusun Kelantan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Rabu (30/5/2018).
Menurut kalangan pengepul TBS, menjelang hari raya Idul Fitri mendatang memang diprediksi tidak terjadi penumpukan TBS, karena produksi sawit terus menurun.
"Kalau penumpukan tidak akan terjadi, karena memang musim trek, dalam tahun 2018 ini rata-rata produksi TBS menurun. Biasanya satu musim putaran panen, atau seminggu sekali hasil panen kalangan petani bisa 200 ton, atau perbulannya 800 ton, tetapi saat ini hanya 90-100 ton/minggu," kata Barianto lagi.
Dihubungi terpisah, Selamat, suplier TBS di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, Langkat, mengimbau kepada petani binaannya untuk terakhir memanen juga pada 7 hari sebelum Idul Fitri.
"Seminggu sebelum hari raya terakhir panen, karena bisa dua hari kadang TBS baru terangkat, makanya kita kasi tenggang waktu. Dan setelah seminggu hari raya atau H+7 atau H+10 Idul Fitri, petani bisa memanen kembali, ini yang biasa dilkakan petani," ujarnya.
Kalau putaran panen dua minggu sekali yang dilakukan petani, maka seminggu-sepuluh hari Idul Fitri kemabli dipanen, maka sawit masih normal, tidak berguguran dari tandannya, belum tangkos, masih TBS, kata Selamat.