Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Tengku Erry Nuradi pamit. Masa tugasnya sebagai gubernur akan berakhir pada 17 Juni 2018. Hal itu disampaikannya saat melantik dan mengukuhkan Majelis Puan Puan Melayu (MPPM) Sumatera Utara (Sumut) periode 2018-2023, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Minggu (3/6/2018).
”Kami mohon pamit, karena tepat pada tanggal 17 Juni atau 3 Syawal, kami akan mengakhiri tugas kami, sebagai Gubernur Sumatera Utara. Sekali lagi, terima kasih atas dukungannya selama ini, dan mohon maaf, jika selama kita berinteraksi ada hal-hal yang kurang menyenangkan. Dan di bulan yang baik ini, sekali lagi kami mohon maaf. Kami ucapkan juga selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin,” ujar Tengku Erry.
Yang ditunggu publik, ke mana Erry usai tak lagi menjabat sebagai Gubsu? Medanbisnisdaily.com pernah menanyakan hal itu, namun Ketua DPW Partai Nasdem ini masih merahasiakannya. "Lihat nanti," ujarnya, Kamis (24/5/2018.
Belakangan, bermunculan isu, bahwa mantan Bupati Sergai dua priode itu akan menjadi calon anggota DPR RI daerah pemilihan Sumut 1 dari PDI Perjuangan. Padahal, saat ini Erry menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Sumut.
Erry sendiri tidak membantah hal tersebut. "Saya no coment, lihat nanti," katanya kembali menegaskan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Arief M Edie memastikan bahwa tidak akan ada kekosongan jabatan usai masa bakti Tengku Erry Nuradi sebagai Gubernur berakhir.
Dia menyebut sebelum masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur habis, dipastikan sudah ditunjuk Penjabat Gubernur untuk mengisi kekosongan jabatan sampai dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut hasil Pilkada serentak 2018.
"Pada 17 Juni kan habisnya, masih lama toh. Pengisian Pj gubernur sudah diperhitungkan waktunya, tidak akan ada kekosongan jabatan," ujar Arief.
Hanya,,mantan Kepala Biro Kamahasiswaan IPDN itu enggan menyebut siapa sosok Pj Gubernur Sumut mendatang.
Disinggung mengenai kemungkinan Pj Gubernur Sumut berasal dari pejabat eselon I dari Kementerian lain. Arief enggan berspekulasi lebih jauh.
"Masih digodok, begitu jabatan Gubernur habis, langsung sudah ada Pj Gubernurnya, agar tidak ada kekosongan jabatan," terangnya.