Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta - Polisi menelusuri aliran dana terduga teroris yang ditangkap di Universitas Riau (UNRI) dengan pelaku penyerang Mapolda Riau. Hal itu karena kedua pihak saling berkaitan dengan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
"Pasti kita telusuri (aliran dana). Tim itu pasti bercabang-cabang, ada sub tim termasuk sub tim yang akan melakukan penyelidikan termasuk scientific identification dibidang anggaran," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal di kantornya, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (4/6).
Ia menyebut polisi mendapat alat bukti digital dan hubungan antara MNZ dan pelaku penyerang Polda Riau, pak Ngah. Dari bukti yang ada akan ditelusuri aliran dana antar keduanya.
"Nah itu sedang kita dalami. Tetapi ada koneksi memang dari bukti yang kita miliki baik digital dan lain-lain, ada koneksi antara terduga seseorang yang juga koneksi dengan seorang penyerang Mapolda Riau yang kami lumpuhkan beberapa saat yang lalu dengan MNZ ini," kata Iqbal.
Seperti diketahui terduga teroris yang ditangkap di UNRI, MNZ alias Zam-zam memiliki kaitan dengan penyerang Polda Riau. MNZ mengaku pernah mendapat pesanan bom oleh penyerang Polda Riau.
"Pak Ngah dan kelompoknya pernah memesan dibuatkan bom kepada yang bersangkutan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (3/6).
MNZ ditangkap pada Sabtu (2/6) di Kampus UNRI oleh Tim Densus 88 dan Polda Riau. MNZ ditangkapbersama dua orang lainnya, yaitu RB alias D (34), dan OS alias K (32). Ketiganya merupakan alumni kampus UNRI.
MNZ sendiri ditetapkan sebagai tersangka, sementara dua lainnya masih berstatus saksi.
"Di TKP ada penangkapan 3 orang tersangka. Mohon maaf, jadi yang satu tersangka, dua orang sebenarnya masih saksi. Sampai sekarang statusnya masih saksi," tutur Setyo.(dtc)