Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Serangan tiba-tiba diluncurkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap pertemuan Amien Rais, Prabowo Subianto, dan Habib Rizieq Syihab di Mekah. PSI menilai pertemuan tokoh dari PAN, Partai Gerindra, dan Front Pembela Islam (FPI) itu gatot alias gagal total.
Tudingan hasil nihil di pertemuan Prabowo-Amien-Rizieq itu dilontarkan Sekjen PSI Raja Juli Antoni. Toni, sapaan akrabnya, menyatakan pertemuan itu tidak punya makna signifikan secara politik.
Dalam pertemuan itu, memang tidak disepakati pasangan capres-cawapres oleh Koalisi Keummatan yang diserukan Rizieq. Berbagai faktor dan ketidakjelasan capres-cawapres koalisi antara Gerindra-PAN-PKS-PBB, yang sampai saat ini sifatnya masih usulan dari Rizieq, itu membuat Toni menyebut pertemuan Prabowo, Amien dan Rizieq gagal total.
"Jauh-jauh ke Mekah, hasilnya hampa belaka. Secara politik pertemuan itu 'gatot' alias gagal total," ucap Toni.
Respons politisi dari berbagai partai bermunculan terhadap pernyataan Toni. Gerindra-PAN-PKS jelas tak sependapat dengan Toni.
Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade mengaku tak heran dengan pernyataan Toni. Menurutnya, PSI merupakan partai pengekor isu partai lain.
"Kalau PSI mengomentari ini 'gatot' itu biasa. Kan PSI memang selalu ingin membuat sensasi dan selalu ingin numpang tenar ke Gerindra," ujar Andre.
PKS meminta PSI belajar lebih banyak sebagai partai baru terkait pernyataan Toni tersebut. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan PSI merupakan partai yang tidak mengukur kapasitas sendiri.
"Komen keluarnya banyak dan sering tidak mengukur diri. Nampaknya perlu banyak belajar," ujar Mardani.
Toni juga memandang pertemuan itu tak ada artinya karena Habib Rizieq, menurutnya, gagal dibujuk Prabowo-Amien untuk pulang ke Indonesia. PAN menepisnya.
"Tujuan utama para tokoh itu ke Mekah adalah melaksanakan ibadah umrah. Jika kemudian beriringan dengan itu ada silaturahmi antar mereka, itu adalah agenda baik yang perlu diapresiasi," kata Wasekjen PAN Saleh Daulay.
Partai pro Jokowi, yang notabene satu sikap dengan PSI terkait pencalonan Joko Widodo di Pilpres 2019 turut berkomentar. Mereka memandang Toni keliru terkait 'gatot' di pertemuan Prabowo-Amien-Rizieq.
"Kalau dianggap gagal total membangun koalisi saya kira salah. Pertemuannya sebenarnya pertemuan biasa, sesama parpol untuk membangun koalisi. Untuk menilai gagal tidaknya menyaingi Pak Jokowi itu kan nanti ketika masuk ke proses tahapan pencalonan," tutur Wasekjen PPP Achmad Baidowi.
"Menurut saya, pertemuan itu hanya lobi Prabowo kepada Rizieq agar mundur dari pencalonan presiden di mana Rizieq direkomendasikan Persaudaraan Alumni 212 di nomor 1 dan Prabowo nomor 2. Hal itu yang tidak dibaca oleh PSI," kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir di kesempatan lain.
Sementara itu, Golkar meminta PSI tak terlalu reaktif atas pertemuan Prabowo-Amien-Rizieq. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan pertemuan itu sebaiknya tak terlalu didramatisir.
"Jika menilai pertemuan itu, saya pernah sampaikan, hal itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dari pertemuan ini. Tidak perlu didramatisasi," kata Ace.
Terakhir, Partai Demokrat melalui Wasekjen Rachland Nashidik turut merespons pernyataan Toni. Menyindir Toni, Rachland meminta PSI membuktikan diri dahulu di pentas politik Indonesia sebelum main kecam.
"PSI buktikan saja bisa dapat suara dan lebih besar daripada Gerindra dan PAN. Baru sah kecam kiri kanan," kata Rachland. (dtc)