Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Guatemala City -Gunung Fuego di Guatemala kembali mengalami erupsi pada Selasa (5/6) waktu setempat. Korban tewas akibat erupsi terus bertambah dan sejauh ini mencapai 75 orang.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (6/6), lebih dari 190 orang dilaporkan menghilang akibat erupsi yang terjadi Minggu (3/6) waktu setempat. Erupsi itu tercatat sebagai erupsi paling menghancurkan dalam empat dekade terakhir di Guatemala.
Institut Seismologi, Vulkanologi, Meteorologi Guatemala atau Insivumeh meningkatkan peringatan usai erupsi yang kembali terjadi pada Selasa (5/6) pagi. Upaya evakuasi dilakukan secara mendadak dan para petugas penyelamat yang ada di lokasi berjuang mencari perlindungan.
"Kondisinya luar biasa kritis pada saat ini," ucap Direktur Insivumeh, Eddy Sanchez, kepada wartawan.
Badan Forensik Guatemala, Inacif, menyatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 75 orang. Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional Guatemala, CONRED, melaporkan sekitar 192 orang hilang hingga kini.
Erupsi Gunung Fuego memicu hujan abu vulkanis secara luas dan memicu aliran lava di area permukiman sekitarnya. CONRED menyebut bahwa erupsi pada Minggu (3/6) memicu abu dan kepulan asap pekat setinggi 10 kilometer di angkasa.
Gunung api yang memiliki nama Spanyol 'Volcan de Fuego' ini memiliki ketinggian 3.763 meter dan merupakan salah satu dari 34 gunung api aktif di
Guatemala yang ada di Amerika Tengah. Gunung Fuego terletak di kota Antigua, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.
Direktur CONRED, Sergio Cabanas, menyebut upaya pencarian korban di desa-desa yang ada sekitar Gunung Fuego semakin melambat. Hal ini disebabkan oleh kondisi lereng dan aktivitas gunung api yang melepaskan sejumlah besar abu, bebatuan, lumpur panas ke lereng.
"Kami akan terus melanjutkan (pencarian) hingga kami menemukan korban terakhir, meskipun kami tidak tahu ada berapa banyak lagi. Kami akan menyisir area itu sebanyak mungkin yang diperlukan," tegas Cabanas kepada AFP.
Namun prospek untuk menemukan korban selamat di balik puing dan timbunan abu tebal, semakin menipis. "Jika Anda terjebak dalam aliran piroklastik (pyroclastic flow), sangat sulit untuk keluar hidup-hidup," ucap Cabanas, sembari menyebut bahwa orang-orang yang terjebak aliran piroklastik mungkin tidak akan pernah ditemukan.
Aliran prioklastik atau awan panas merupakan kumpulan gas panas dan material vulkanis yang disebut tephra, yang bergerak cepat menjauhi kawah gunung dalam kecepatan hingga 700 km per jam. Kecepatan dan keganasan erupsiGunung Fuego mengejutkan banyak orang, dengan kebanyakan korban tewas ditemukan di sekitar dan di dalam rumah masing-masing.(dtc)