Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia terpilih kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk keempat kalinya. Golkar berharap Indonesia makin kencang berkiprah di dunia internasional, khususnya Asia.
"Harapannya tentu kita berkiprah secara lebih nasional dan internasional karena tantangan dunia ini kan banyak flash point di Asia, jadi masalah laut China Selatan, masalah di Korea, kemudian di Rohingya di mana terjadi migrasi, yang merupakan suatu tragedi kemanusiaan," kata Ketum Golkar Airlangga Hartarto di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli, Jakarta Barat, Sabtu (9/6).
Airlangga menyebut Indonesia harus berperan aktif membantu sesama negara muslim di DK PBB. Ia mencontohkan masalah agama ada di beberapa titik wilayah ASEAN dan Palestina.
"Kita melihat bahwa di region ini kan banyak flash point itu yang terkait dengan apa namanya, masalah religion juga ya. Kita bicara Thailand Selatan, kita bicara Filipina Selatan. Nah, itu seluruhnya Indonesia bisa berperan karena itu termasuk suku-suku Melayu," ujar Menteri Perindustrian itu.
Ia berharap Indonesia dapat berperan menyelesaikan konflik di berbagai wilayah. Juga membantu menyelesaikan masalah Palestina.
"Dengan demikian, dengan duduknya Indonesia di DK PBB, diharapkan PBB mendapat masukan yang lebih komprehensif terhadap apa yang terjadi di belahan bumi selatan. Termasuk juga soal Palestina," tutur Airlangga.
Seperti diketahui, Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB setelah mengantongi 144 dari 190 keseluruhan suara. Indonesia juga telah memenuhi persyaratan minimal dua pertiga anggota tetap PBB atau 127 suara.
Menlu Retno Marsudi telah menjelaskan empat komitmen Indonesia di DK PBB. Pertama adalah memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global.
Kedua adalah menguatkan sinergi antara negara-negara dan DK PBB dalam menjaga perdamaian. Ketiga, Indonesia akan mendorong terbentuknya global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
"Indonesia juga akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan. Kemitraan global yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas tentunya akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030," tutur Retno melalui video conference dari Markas PBB di New York, seperti dilihat dari layar di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (8/6/2018) malam. (dtc)