Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Beredarnya berita bohong alias hoax oleh anggota tim pemenangan atau relawan pendukung pasangan calon Gubernur Sumatera Utara sangat disesalkan. Seharusnya para pendukung atau relawan memperlihatkan contoh berkompetisi yang baik kepada jutaan masyarakat pemilih. Bukan sebaliknya berusaha menciptakan keonaran dengan menyebarkan kebohongan melalui media sosial.
Apalagi sudah pernah ditetapkan kesepakatan antar pasangan calon pada Deklarasi Damai Pilgubsu beberapa bulan lalu bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. Saat itu disepakati untuk memerangi kampanye dengan ujaran kebencian (hoax), SARA serta politik uang. Kalau ternyata hal itu masih dilanggar, sangat memprihatinkan.
Sekjend Re-Lawan '98 yang merupakan paguyuban mantan aktivis mahasiswa era reformasi (1998), Barita Lumbanraja, mengungkapkan kepada medanbisnisdaily.com dalam pernyataannya, Minggu (10/6/2018). Jika bukan tim pemenangan yang menjadi contoh baik dalam penyelenggaraan kampanye, termasuk dalam penyebaran berita Pilgubsu, lalu siapa lagi.
"Harusnya pasangan calon Gubsu menekankan kepada seluruh tim pemenangannya mematuhi ketentuan kampanye damai sehingga tidak ada lagi penyebar hoax atau fitnah," kata Barita yang merupakan mantan aktivis mahasiswa Unika St Thomas Medan.
Pernyataan Barita terkait dengan ditemukannya fitnah yang disebarkan melalui akun Facebook Dewi Budiati Teruna. Disebutkan di akun tersebut calon Gubsu Djarot Saiful Hidayat pada pertemuan dengan sejumlah kepala desa di Asahan melakukan bagi-bagi uang. Kemudian ditangkap Bawaslu atas informasi tim relawan Eramas (Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah).
Selain Dewi juga terdapat nama lain yang melakukan tindakan serupa menyebarkan hoax yakni pemilik akun Legros Aliyah. Oleh tim hukum Djarot keduanya sudah diadukan ke Polda Sumut. Screenshot akun Facebook mereka dijadikan barang bukti. Masing masing diadukan melanggar UU ITE pasal 27 dan 28 yakni menyebarkan informasi bohong.
Djarot dalam kesempatan berbicara di acara Dialog Publik oleh Cendekia Kawan DJOSS Paten, Kamis (7/6/2018) sudah membantah berita hoax tersebut. Kedatangannya ke kantor APDESI karena diminta singgah ketika tengah dalam perjalanan pulang dari Tanjung Balai menuju Medan. Para kepala desa mengadukan berbagai persoalan yang mereka hadapi kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Untuk pembelajaran Djarot meminta agar penyebar hoax dan fitnah kepadanya diadukan ke Gakkumdu.
"Sangat disesalkan pasangan calon Gubsu jika ada tim pemenangannya jadi penyebar hoax. Re-Lawan '98 meminta agar kepolisian segera menangkap pelakunya," ujar Barita.