Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Kunjungan Katib Aam (Sekjen) Suriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf ke Israel masih jadi kontroversi. Kali ini yang jadi pembahasan adalah materi pembicaraan Yahya yang tidak menyinggung soal Palestina.
Kehadiran Gus Yahya di Israel bertujuan menjadi narasumber dalam forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) itu. Acara itu berlangsung pada Minggu, 10 Juni 2018.
Usai acara, Yahya Staquf menyatakan bahwa kehadirannya di Israel adalah demi Palestina. Pernyataannya itu diunggah lewat situs NU Online.
"Saya berdiri di sini untuk Palestina. Saya berdiri di sini atas dasar bahwa kita semua harus menghormati kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka," kata Yahya setelah menjadi pembicara dalam forum yang diprakarsai American Jewish Committee (AJC) di Israel, sebagaimana dilansir NU Online, Senin (11/6/2018).
Kontroversi lalu muncul setelah AJC Global merilis video pemaparan Gus Yahya lewat kanal YouTube. Sejauh ini, AJC baru mengunggah video itu saja yang menampilkan diskusi dengan Gus Yahya.
Gus Yahya pertama-tama ditanyai oleh Direktur Internasional AJC bidang Hubungan Inter-agama Rabbi David Rosen selaku moderator acara tentang kesan menghadiri pertemuan di Yerusalem ini.
"Ini merupakan keberuntungan, keberuntungan Nahdlatul Ulama dan Indonesia. Presiden Abdurrahman Wahid, Gus Dur, meninggal dunia meninggalkan generasi penerus. Presiden berjuang dan mengikuti langkah, apa yang saya dan teman-teman saya telah lakukan hingga kunjungan kami ke Yerusalem saat ini adalah sederhana, untuk mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Presiden Abdurrahman Wahid," ujar Gus Yahya seperti dikutip detikcom dalam video tersebut, Selasa (12/6/2018).
Hingga akhir diskusi, Yahya tidak secara khusus membahas kondisi Palestina. Hal ini lalu dikritik Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
"Itu yang menjadi kritik publik juga. Padahal dengan lugas beliau (Yahya, red) menyampaikan ke NU Online bahwa Gus Yahya Staquf berdiri--padahal dalam forum itu, beliau hanya duduk saja--untuk Palestina, bahkan untuk hormati kedaulatan Palestina sebagai negara yang merdeka," ujar Hidayat Nur Wahid.
Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay juga melempar kritik. Menurutnya, kunjungan Yahya ke Israel masih menyisakan tanda tanda besar.
"Memang tidak ada disinggung. Terkesan hanya mencari alibi saja bahwa keberadaan di sana untuk Palestina. Faktanya, itu tidak dibicarakan. Ini yang mesti diperiksa presiden," ucap Saleh.
Kecaman bukan hanya datang dari dalam negeri. Organisasi Islam di Palestina, Hamas, bersama orang-orang Palestina mengecam kabar bahwa Yahya Staquf, sebagai salah satu cendekiawan muslim, mengunjungi Israel.
"Kami menghargai sikap bersejarah Indonesia yang selama ini mendukung hak-hak rakyat Palestina dan perjuangan mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan. Kami juga mengecam tindakan tercela yang bukan hanya merupakan penghinaan terhadap rakyat Palestina dan pengorbanan mereka, tetapi juga bagi rakyat Indonesia yang sudah memiliki sejarah panjang dalam mendukung Palestina," demikian pernyataan Hamas.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'aruf Amin, menyatakan kunjungan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf ke Israel adalah urusan pribadi. Ma'aruf meminta kunjungan itu tidak dikaitkan dengan NU dan MUI.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi telah menerima informasi soal keberangkatan Yahya Staquf ke Israel. Dikatakan Jokowi, kunjungan tersebut adalah urusan pribadi, bukan atas nama negara.
"Itu adalah urusan pribadi. Beliau kan sudah menyampaikan itu urusan pribadi. Pak KH Yahya Staquf karena dia diundang berbicara di Israel, berbicara di sana," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6/2018)."Saya melihat, karena saya belum mendapatkan laporan, beliau juga belum pulang, (nanti) saya panggil. Intinya juga memberikan dukungan kepada Palestina," kata Jokowi. (dtc)