Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan kondisi ketujuh anak bomber Surabaya belum stabil. Anak-anak itupun harus diberikan pendampingan untuk memulihkan psikologisnya seperti semula.
"Mereka sempat ketawa-tawa tetapi tentu masih perlu waktu untuk mengembalikan pikiran-pikiran yang terkait paham radikalisme. Itu perlu damping terus-menerus," kata Idrus di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (12/6/2018).
Idrus menjelaskan sesekali anak-anak itu sudah ketawa-ketawa, namun beberapa saat kemudian kembali diam termenung. Idrus mengaku terus memberikan motivasi dan semangat kepada mereka.
"Saya katakan kepada anggaplah, kami menteri sosial ini bapak anda semuanya. Kami ingin secara psikologis tidak ada rasa kehilangan," ucap dia.
Idrus menambahkan Kementerian Sosial akan terus memberikan pendampingan secara edukatif kepada anak-anak itu. Dia meyakini kondisi kesehatan hingga psikologis anak-anak itu akan segera pulih seperti semula.
"Kita lihat perkembangannya tentu kita tidak bisa tentukan kapan, ada parameternya sendiri. Setelah kita lihat perkembangan dari sisi fisiknya bagaimana, kesehatan bagaimana, psikologisnya dan yang penting ajaran pemahaman tentang ajaran agama dan bisa bersih dari ajaran radikal," terangnya.
Idrus mengatakan ketujuh anak itu rata-rata masih berusia 6-14 tahun. Idrus menambahkan ketujuh anak tersebut tidak tahu apa-apa mengenai aksi terorisme yang dilakukan orang tua sehingga mereka dikategorikan juga sebagai korban."Anak-anak ini juga termasuk korban jaringan teroris dan kita katakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa. Umurnya ada yang 6 tahun, 8 tahun, 11 tahun, dan paling tinggi adalah 14 tahun. Jadi mereka tidak tahu apa-apa sama sekali, karena itu kita kategorikan korban," ucap Idrus. (dtc)