Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Ajibata. Bagi anak-anak, wahana rekreasi sampan karet berbentuk anjing laut ini tentu sangat menggiurkan. Wahana rekreasi yang salah satunya tersedia di pelabuhan Ferry, Ajibata, Tobasa ini jadi incaran mereka. Sambil menunggu Ferry datang, mereka melepas jenuh dengan naik sampan karet ini.
Tapi kesenangan mereka jadi kekhawatiran para orangtua. Maklum tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi panduan penyedia sampan. Jangankan anak-anak dilengkapi jaket pelampung misalnya, penyedia sampan juga baru akan mendampingi (ikut dalam sampan) bila diminta. Alhasil para orangtua diliputi ketakutan melihat anak-anaknya berada di dalam sampan tanpa didampingi seorang profesional.
"Memang mereka bersampan di pinggir danau, tapi tetap saja orangtua takut. Yang namanya pelabuhan, pinggirnya pun pasti dalam," kata Theresia pada medanbisnisdaily.com, Sabtu (16/6/2108)
Theresia adalah warga Medan yang akan menyeberang menuju Tomok. Ia terpaksa membolehkan anak-anaknya yang masih balita itu untuk naik wahana ini untuk mendiamkan tangis mereka.
"Aku saja enggak berani. Tapi daripada anak-anak merengek terus terpaksa diizinkan. Kupikir didampingi mereka (penyedia sampan-red). Kutanya, mereka bilang enggak apa-apa. Memang mereka nengok-nengok dari pinggir. Tapi itu tak membuat orangtua nyaman. Harus adalah standar prosedurnya," ujarnya.
Melengkapi informasi, untuk sekali pakai sampan itu, penumpang wajib membayar Rp 40 ribu per sampan. Durasi sewa berdasarkan Fery datang. Bila Ferry sudah mulai mendekat ke pelabuhan, batas sewa pun berakhir.