Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga karet dunia kembali terpuruk ke level 160 Yen per kg. Bahkan pada Senin (19/6/2018), harga karet menyentuh level 156 Yen per kg. Kinerja karet ini sangat disayangkan karena di bulan Mei tahun ini sempat menorehkan harga tertingginya sebesar 183 yen per kg.
Tren pelemahan karet terus terjadi diakibatkan ancaman perang dagang antara AS dan China yang memberikan kekhawatiran bahwa akan ada kontraksi pada ekonomi global yang pada akhirnya akan menurunkan konsumsi karet.
"Bahkan tekanan terhadap harga karet belakangan linier dengan aksi balas-balasan antara AS dan China," kata ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (25/6/2018).
Semakin tinggi intensitas perseteruannya, harga karet akan semakin buruk. Padahal AS tengah menikmati perbaikan pertumbuhan ekonominya yang seyogyanya mampu membalikkan roda perekonomian global. Akan tetapi perang tarif yang terus terjadi belakangan memberikan kekhawatiran tersendiri, dimana konsumsi karet berpeluang turun jika semua negara cenderung memproteksi perekonomiannya.
Selama tahun 2018, harga karet terus terpuruk. Bahkan secara teknikal harga karet sudah melewati banyak level support yang seharusnya bisa mendongkrak harganya. Sayangnya hal ini akan terus terjadi nantinya terlebih bila perang dagang justru diikuti oleh banyak negara lainnya.
Suparno, petani karet di Dusun Damar Itam Desa Mekar Makmur Kabupaten Langkat mengatakan, harga karet di tingkat petani saat ini sebesar Rp 8.300 per kg. Itu pun karena langsung jual ke pabrik. Kalau ke agen, harganya hanya Rp 6.900 per kg.
Harga getah saat ini memang semakin jatuh dari sebelumnya masih bisa berkisar Rp 9.000-an per kg. "Petani tentu sangat berharap harganya bisa naik lagi ke Rp 10.000 per kg. Karena itu merupakan harga ideal untuk saat ini," katanya.