Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit di Mei 2018. Kali ini besarannya US$ 1,52 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, banyaknya barang konsumsi dan modal yang masuk saat Ramadan dan Lebaran jadi pemicunya.
"Kalau menurut penggunaan barang, impor pada Mei kenaikan didorong oleh barang konsumsi, karena Ramadan," kata Suharoyanto saat konferensi pers di kantornya, Senin (25/6).
Impor barang konsumsi selama Mei month to month (MtM) naik 14,88%, YoY naik 34,01%, beberapa barang konsumsi yang tinggi adalah beras berasal dari Vietnam, gula dari Thailand, Anggur dari Tiongkok, dan vaksin yang berasal dari India.
Sementara impor bahan baku penolong MtM naik 9,02%, secara YoY naik 24,55%. "Jadi dengan share bahan baku 74,30%, pengaruh impor dari bahan baku tentunya signifikan, beberapa bahan baku yang baik di antaranya raw sugar, emas, ada batu bara untuk memasak, kemudian beberapa jenis besi yang berasal dari Tiongkok," tambahnya.
"Untuk barang modal YoY tinggi sekali 43,40%, karena ini dibutuhkan untuk infrastruktur, diharapkan bisa meningkatkan investasi dalam PDB, kenaikan yaitu mesin-mesin, kemudian laptop dari Tiongkok, ada beberapa mesin," imbuhnya.
"Kumulatifnya, total US$ 77,77 miliar naik 24,75%. Komposisinya barang yang banyak diimpor mesin-mesin dan pesawat mekanik, dan mesin peralatan listrik," tambahnya.(dtf)