Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hanura menilai ucapan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah soal Presiden Jokowi sebagai capres dengan duit terbanyak dari para pemodal seperti membuka pengalaman rahasia berkoalisi dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di periode kedua. Menurut Hanura, Fahri seperti sangat tahu ada sumber dana tak terbatas saat itu.
"Fahri Hamzah sepertinya membuka pengalaman rahasianya ketika berkoalisi dengan SBY di periode kedua, sepertinya dia sangat tahu sumber dana dari cukong tak terbatas ketika itu," kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir, Senin (25/6) malam.
Inas pun meminta Fahri membuktikan tudingan kalau Jokowi akan banyak duit dari para pemodal. Dia pun meminta Fahri untuk bicara berdasarkan fakta.
"Tapi, apakah dia bisa membuktikan bahwa Jokowi sebagai petahana dibiayai cukong seperti pengalaman dia yang lalu? Sebagai wakil ketua DPR, omongan Fahri Hamzah harus terukur, yakni berdasarkan data dan fakta atau temuan yang bisa dibuktikan secara hukum, jika tidak dia hanya sekedar poli'tikus' yang hanya mampu bercicit ria saja," ucapnya.
Selain itu, Inas juga menilai ucapan Fahri menyindir Prabowo Subianto. Menurut Inas, ada poin dalam pernyataan Fahri yang menyatakan penggalangan dana Prabowo tak mampu menang melawan Jokowi.
"Anyway, omongan dia bukan hanya nendang SBY tapi juga nendang Prabowo karena omongan dia adalah peringatan untuk Prabowo bahwa dana perjuangan yang digalang Prabowo hanya sekelas kencleng masjid dan tidak akan mampu menang lawan Jokowi," tuturnya.
Sebelumnya, Fahri menyebut pilpres 2019 nanti calon presiden yang memiliki dana paling besar adalah Jokowi sebagai incumbent. Proyek pembangunan masif di era Jokowi dinilai akan membuat para pemodal dengan sukarela menyumbang.
Fahri pun mengatakan kondisi itu akan menyulitkan lawan politik Jokowi saat Pilpres nanti, seperti Prabowo. Pesaing Jokowi dinilai akan kesulitan mendapatkan dana besar untuk mencukupi kebutuhan di pilpres 2019.
"Nah terus yang menantang ini dari mana duitnya, ya nggak ada. Mau minta ke masyarakat, masyarakat isinya kenclengan masjid, seribu dua ribu. Sementara (masyarakat menengah ke atas) nggak berani nyumbang orang yang akan melawan pemerintah ini," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/6).
"Mana ada orang mau nyumbang sekian triliun kalau nanti nggak ada hasilnya nggak minta. Ya itu lah kemudian balas jasa itu proyek-proyek yang sekarang ada ini kan balas jasa politik semua," lanjutnya. (dtc)