Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Ketua Timses Pasangan Calon (Paslon) Edy Rahmayadi - Musa Rajeckshah (Eramas), Irham Buana membantah tudingan yang disampaikan oleh Wakil Ketua PDIP Sumut, Meinarti Rehulina Bangun. Menurut Irham, selama ini tim kampanye, tim sukses maupun Paslon melakukan politik dan kampanye secara santun.
"Jadi sangat tidak masuk akal tuduhan seperti itu," ujar Irham ketika dikonfirmasi, Selasa (26/6/2018).
Disebutkannya, yang perlu yang perlu diciptakan menjelang hari pencoblosan yakni suasana damai, suasana kondusif sehingga Pilkada berjalan lancar dan aman.
Selain itu, Irham meminta semua pihak bisa menahan diri, tidak saling menuding, menghujat. "Hal itu bisa menimbulkan konflik," jelasnya.
Kata dia, apabila kemudian ada pihak sengaja memancing situasi keamanan tidak kondusif maka bisa ditempuh upaya hukum. "Bawaslu ada begitu juga dengan aparat penegak hukum," tuturnya.
Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut ini mengatakan, dengan keberagaman etnik, Provinsi Sumut tetap bisa aman dan kondusif. "Sumut tidak bisa terpecah karena urusan politik. Paslon Eramas dan tim selalu menjaga situasi tetap aman dan kondusif," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua PDIP Sumut Meinarty Rehulina Bangun mengatakan, diteror orang tidak dikenal dalam berbagai bentuk, sudah berkali-kali mereka alami. Khususnya di kantor atau posko relawan pendukung pasangan calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus (DJOSS) di Jalan Hayam Wuruk Medan.
Ia mengatakan, penyerangan dengan melemparkan batu ke posko Hayam Wuruk subuh tadi, Selasa (26/6/2018), kemarin (25/6/2018), teror dalam bentuk berbeda juga terjadi. Berulang-ulang pengendara sepeda motor melintas sambil menggeber-geber mesinnya sehingga mengeluarkam suara bising.
"Sambil menggeber-geber sepedamotornya mereka meneriakkan Eramas... Eramas," kata Meinarty menjawab medanbisnisdaily.com di Jalan Hayam Wuruk.
Terhadap teror-teror tersebut Meinarty menyatakan pihaknya hanya mendiamkan, tidak melakukan tindakan apapun sebagai perlawanan. Walau mereka bisa melakukan.