Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Komisi A DPRD Sumut, Nezar Djoeli menilai keputusan untuk menghentikan pencarian dan evakuasi korban KM Bangun akan membuat citra Danau Toba sebagai objek wisata akan menjadi buruk.
"Peristiwa ini akan menghantui pariwisata Danau Toba. Apalagi peristiwa ini sudah menjadi perhatian dunia," ujar Nezar, di gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (3/7/2018).
Dia mempertanyakan sikap Basarnas yang menghentikan proses evakuasi meski lokasi atau titik jenazah telah terdeteksi.
"Persoalannya apa? Titik kapal sudah ditemukan. Kalau soal biaya, lapor saja ke PBB jika ini urusan kemanusiaan, pasti dibantu. Tapi kalau meminta bantuan, kita yang malu," ungkapnya.
Meski, lanjut Nezar, sebagian pihak keluarga sudah mengaku ikhlas, namun persoalannya tidak sampai di situ saja, melainkan menjadi ukuran profesionalitas dalam mengatasi bencana. Terkait pembangunan monumen yang direncanakan, menurut Nezar, hal itu bukan menjadi tujuan utama. Pembangunan monumen tidak menghibur hati keluarga yang ditinggalkan.
"Rakyat ingin kapal itu diangkat dan tidak menghantui pelayaran di wilayah itu. Tentu dengan masih adanya bangkai kapal akan menghantui psikologis orang berwisata maupun pihak keluarga sendiri jika ke Danau Toba," jelasnya.
Nezar juga membandingkan upaya yang dilakukan pemerintah Malaysia untuk terus mencari MH370 yang hingga kini masih dilakukan meski peristiwa tersebut terjadi empat tahun lalu dan bahkan belum menemui titik terang. Berbeda dengan KM Sinar Bangun yang titik tenggelamnya kapal telah diketahui.