Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita menegaskan, kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah selama ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari lonjakan harga yang terlalu tinggi.
"Pemerintah tidak bisa tinggal diam jika terjadi kelangkaan pasokan beras yang menyebabkan lonjakan harga," kata Enggar pada Dialog Nasional Indonesia Maju, di Medan, Kamis (5/7/2018).
Sebagai catatan, beberapa waktu lalu Mendag menerbitkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton dengan dalih untuk pengendalian harga dan menambah stok beras Bulog. Sementara, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menentang kebijakan itu karena berdasarkan data pada pihaknya, stok beras Bulog masih banyak dan penyerapan beras petani terus dilakukan.
Menurut Enggar, kebijakan impor bukanlah sesuatu yang haram bagi Indonesia. Apalagi jika diperkirakan akan ada peningkatan konsumsi sementara produksi padi petani menurun. "Kita tidak bisa menunggu swasembada pangan sementara harga di pasaran terus naik," katanya.
Dia mengakui, Indonesia masih sulit swasembada pangan, terutama padi karena alih fungsi lahan pertanian masih marak terjadi. Sementara permintaan beras dari pasaran terus mengalami peningkatan.
Guna melindungi konsumen, pemerintah harus mengambil langkah impor, apalagi beras merupakan bahan pangan utama masyarakat. "Jangan takut juga kebijakan impor akan melemahkan harga beras petani. Pemerintah telah memiliki mekanisme penyerapan beras yang bisa melindungi petani," pungkasnya.