Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Kementerian Koordinator telah melaksanakan rapat koordinasi (rakor) tentang pengembangan investasi dan ekspor. Dua hal tersebut menjadi jurus pemerintah agar tidak terdampak lebih dalam dan luas karena ketidakpastian ekonomi dunia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, rakor kali ini masih membahas mengenai kebijakan yang mampu mendorong investasi dan ekspor nasional.
"Ini follow up dari ratas di Istana Bogor kemarin, jadi tentunya terhadap langkah-langkah yang akan didorong terhadap penguatan ekspor dan juga membahas mengenai investasi di smelter," kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/7).
Dalam ratas beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi memiliki delapan jurus untuk meningkatkan investasi dan ekspor. Antara lain optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea masuk, bea keluar, dan harmonisasi bea masuk agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.
Lalu, memberikan insentif pendorong ekspor, memberikan insentif bagi pengusaha yang ingin merelokasi pabrik. Memberikan insentif ke UMKM terutama dibidang furnitur misalnya membiayai atau mensubsidi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).
"Ini rapat belum selesai, jadi langkah-langkahnya masih diformulasikan antar kementerian dan juga yang tadi sudah clear itu SVLK industri kayu, untuk ikm akan diberikan semacam insentif. Insentifnya subsidi ditanggung pemerintah untuk UKM," jelas dia.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya-upaya tersebut harus terus dikoordinasikan dan sinkronisasikan antar kementerian/lembaga (K/L).
Pasalnya, perlu dicatat pula industri apa saja yang memang harus diberikan insentif untuk mendorong kegiatan ekspornya.
"Koordinasi untuk memicu ekspor di bidang industri yang tadi disampaikan oleh bapak Menteri Perindustrian (Airlanggar), bidang industri makanan, furnitur, industri produk karet, jadi kita identifikasi masalah-masalah dari mulai masalah perizinan, bahan baku, bea masuk, bea keluar, perpajakan," kata Sri Mulyani.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan insentif untuk pelaku usaha yang merelokasi pabriknya ditujukan kepada industri tekstil, garmen, dan sepatu.
"Menperin mengusulkan ada dukungan lha untuk mempermudah relokasi itu," kata Darmin.
Mengenai daerahnya, kata Darmin belum boleh disebutkan namun yang pasti daerah yang memiliki upah masih rendah.(dtf)