Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Para pencinta film dan buku di Medan akan menggelar diskusi tentang sejarah perkembangan film khususnya yang mengangkat tema-tema seks. Diskusi itu sekaligus membedah buku berjudul "Seks dalam Layar" karya Indira Ardanareswari.
Diskusi akan berlangsung pada Jumat (20/7/2018) di Literacy Coffee Jalan Jati II No1 , Teladan Timur, Medan, pukul 19.30 WIB. Tampil sebagai pemateri adalah pengamat sejarah film, Dian Purba.
Dalam pengantar undangannya yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat (20/7/2018) Dian Purba menjelaskan, industri film seks menunjukan adanya pemanfaatan sekaligus pembebasan gagasan seksualitas, terutama perempuan yang lebih sering ditonjolkan demi keberlangsungan sisi komersial seni dan hiburan.
Disengaja atau tidak interpretasi kebertubuhan perempuan antara sebelum dan sesudah pemerintahan Soeharto sangat bertolak belakang. Transisi antara satu dengan lainnya terjadi sangat cepat. Kompetisi antar perempuan di dalam industri perfilman meningkat akibat adanya penyerapan tenaga perempuan besar-besaran untuk kebutuhan peran yang menuntut keelokan tubuh.
Sejak industri televisi mengambil alih perhatian tenaga-tenaga ahli perfilman, film-film pada akhir 1980-an perlahan kehilangan sentuhan estetis dan hanya mampu bertahan menggunakan simbol-simbol seksual untuk menjual film.
Politik kebudayaan orde baru mempunyai andil dalam menghasilkan lebih banyak film bertemakan seks melalui penggunaan bahasa visual yang erotis serta dialog-dialog yang profan. Mengingat hubungan antara seni dan kekuasan, maka hubungan toleransi dan intoleransi aktivitas seksual pada perfilman nampak pada beberapa periode.
Pengelola Literacy Coffee, Jhon Fawer Siahaan menambahkan, diskusi ini merupakan respon dari para pencinta film di Medan. Banyak komunitas film di Medan. "Mereka ingin menggelar diskusi ini sehingga kami gelar," kata Jhon.