Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang - Cerita seorang penumpang taksi yang dihadang di Bandara Ahmad Yani Semarang viral di beberapa waktu yang lalu. Penumpang bernama Nathalie itu dihadang dan dipaksa turun dari taksi yang sedang ditumpanginya.
"Pak menteri sudah menyampaikan kalau misalnya dari pihak Angkasa Pura tidak mampu melakukan reformasi, pak menteri akan turun sendiri," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi kepada wartawan saat kunjungannya di PT Pura Barutama Kudus, Jumat (20/7/2018).
Dia berharap, hal itu tak terjadi lagi di Bandara A Yani Semarang. Saat ini di lokasi itu sudah taksi jenis argo yang beroperasi di Bandara Ahmad Yani Semarang.
"Semua jenis taksi diperbolehkan masuk. Itu kan ada kerja sama dengan PT Angkasa Pura. Tinggal bagaimana ada head to head dengan Angkasa Pura terkait bisnis," jelasnya.
Dia menegaskan, Kemenhub tidak mau lagi ada praktik premanisme di Bandara A Yani dan lainnya. "Hari gini masih ada premanisme," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa yang dialami Nathalie ini terjadi pada Minggu (15/7) sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu Nathalie baru pulang dari Surabaya dan mencari taksi untuk pulang. Ketika itu ia melihat taksi Blue Bird kosong dan lebih dekat daripada taksi bandara yang harus sedikit menyeberang.
Setelah taksi yang ditumpangi jalan sekitar 10-20 meter, ternyata ada seorang pria menghadang dan meminta Nathalie turun. Sopir Blue Bird pun diminta menurunkan barang-barang Nathalie.
Nathalie tidak menyerah, ia mempertahankan haknya untuk memilih transportasi yang dia inginkan. Setelah berdebatan, Nathalie memutuskan melaporkan ke Customer Service. Perempuan yang bekerja sebagai tour guide itu meminta bukti aturan tertulis terkait aturan yang membuatnya harus dihadang.
Saat itu ikut datang Airport Duty Manager, Rosa Marina, untuk menangani. Pria yang menghadang Nathalie juga dipanggil. Perdebatan kembali terjadi dan Nathalie meminta pria itu menyebutkan nama-nama pejabat yang memerintahnya. Dan ternyata pria itu tidak menyebutnya.
Pihak bandara memberikan pilihan saat itu. Pilihan pertama menggunakan taksi bandara, kedua diantar dengan mobil Angkasa Pura keluar bandara untuk mencari taksi lain, atau menggunakan Bus Trans Semarang. Nathalie juga diminta menulis keluhan di complain ticket, namun Nathalie menolak.
Dia merasa seharusnya punya hak memilih. Hingga akhirnya dia tetap menggunakan taksi Blue Birds. Selain itu, yang lebih dia tekankan adalah aksi penghadangan yang menghentikan taksi dan menyuruh penumpang turun.
"Yang saya garisbawahi adalah premanismenya ya dan hak kami sebagai konsumen dan keamanan dari bandara sendiri karena mereka melakukan aksi itu di tengah banyak orang," tegasnya. dtc