Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kuala Lumpur Kepolisian Malaysiamenyita narkoba jenis sabu yang nilainya ditaksir mencapai 7,8 juta Ringgit (Rp 27,6 miliar). Sabu seberat 156 kilogram itu diselundupkan dari Myanmar dan diduga akan dibawa ke wilayah Indonesia.
Seperti dilansir media lokal, The Star dan New Straits Times, Senin (23/7), sabu sebanyak itu disita dalam sejumlah penggerebekan di Ampang Jaya pada Sabtu (21/7) lalu. Sekitar 10 pria yang diyakini merupakan anggota sindikat penyelundup narkoba, ditangkap dalam penggerebekan itu.
Salah satu penggerebekan dilakukan di area parkir pusat perbelanjaan setempat. Di lokasi tersebut, polisi menyita sejumlah besar sabu yang disembunyikan di dalam banyak kemasan teh asal China. Narkoba itu ditemukan di dalam salah satu kendaraan milik salah satu tersangka yang ditangkap. "Kami meyakini narkoba itu baru saja tiba," sebut kepolisian setempat.
Departemen Investigasi Kejahatan Narkotika (NCID) Bukit Aman atau Kepolisian Federal Malaysia, Mohmad Salleh, mengungkapkan bahwa penggerebekan dilakukan setelah mendapat informasi dari otoritas China, yang perwakilannya ikut serta dalam penggerebekan.
"Personel NCID bekerja secara bahu-membahu dengan mitra mereka dari China dalam membongkar sindikat ini. Narkoba itu diselundupkan dari sebuah negara tetangga, yang berbatasan dengan pantai timur Malaysia," tutur Mohmad dalam konferensi pers di markas Kepolisian Distrik Ampang.
Jika tidak disita, narkoba itu diperkirakan akan dikonsumsi oleh 179 ribu pecandu. "Kami juga menyita sejumlah kendaraan, perhiasan dan uang tunai dalam berbagai denominasi," imbuh Mohmad.
Dituturkan Kepolisian Malaysia, narkoba itu diselundupkan via darat dari Myanmar melewati Thailand, sebelum masuk melalui perbatasan Malaysia-Thailand. Dari Malaysia, narkoba itu selanjutnya diduga akan diselundupkan ke Indonesia, di mana harganya bisa melonjak tiga kali lipat.
"Kami meyakini narkoba ini ditujukan untuk pasar lokal dan sebuah negara tetangga," ucap Mohmad merujuk pada Indonesia. (dtc)