Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Surabaya. Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) sedang menyusun aturan tentang pembatasan penggunaan gawai pada anak. Hal ini menilik dari kebiasaan anak-anak di era milenial yang rentan kecanduan menggunakan gawai.
Dalam hal ini, Menteri PPPA dibantu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sedang berupaya menyusun peraturan tersebut.
"Kami sedang memproses Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pembatasan penggunaan gawai untuk anak-anak," ujar Menteri PPPA Yohana Yembise di sela Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2018 di Dyandra Convention Center Surabaya, Senin (23/7).
Di kesempatan yang sama Yohana mengungkapkan jika SKB ini sangat penting sebab sudah banyak anak yang mengalami kecanduan gawai namun tak banyak yang menyadari bagaimana bahayanya.
"Kami menyusun surat untuk membatasi penggunaan HP, banyak masyarakat yang belum memahami bahayanya penggunaan HP atau medsos," ungkapnya
Tak hanya itu, Yohana melihat jika anak-anak yang bergantung pada gawai bisa perlahan-lahan kehilangan daya kritisnya karena teknologi yang secara instan akan memanjakan anak-anak. Misalnya saja meluasnya informasi yang tersedia dan bebas di-copy-paste.
"Mereka tidak bisa kritis, mereka hanya mengunduh. Berteknologi ini memanjakan mereka, bisa saja nanti jadi sarjana copy paste. Padahal anak-anak akan menghadapi era yang kompetitif sehingga membutuhkan daya saing yang kuat," ujarnya.
Yohana juga membandingkan anak yang menggunakan gawai dan tidak. Baginya, anak yang kecanduan gawai lebih rentan terkena gangguan pada memori, telinga hingga mata.
"Mereka lihat yang menggunakan HP lebih banyak ada gangguan memori, gangguan telinga, dan gangguan mata. Kalau yang tidak menggunakan HP, tidak ada gangguan, daya ingatnya bagus. Karena mereka tahu bahwa bahayanya ada," ungkapnya.
Untuk itu, Yohana berpesan pada orang tua dan guru agar turut serta mendukung tumbuh kembang anak dengan membatasi penggunaan gawai. Sebab menurutnya, orang tua cenderung memberi akses gawai pada anak-anak untuk sarana bermain. Lalu para guru juga sering memanfaatkan gawai untuk media pembelajaran.
"Anak-anak generasi penerus bangsa harus diselamatkan dari bahaya penggunaan gawai yang berlebihan. Selain berdampak pada kesehatan, kecanduan gawai bisa mengganggu kecerdasan," pesannya. (dtc)