Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebagian masyarakat Indonesia merayakan Hari Puisi Indonesia pada setiap 26 Juli. Namun sebagian lagi merayakannya setiap tanggal 28 April.
Menariknya kedua tanggal ini merujuk pada hari kelahiran dan kematian penyair gaek asal Medan Chairil Anwar. Chairil Anwar sendiri lahir pada 26 Juli 1922 di Medan dan meninggal dunia pada 28 April 1949 di Jakarta. Namun sayangnya geliat perayaan ini justru tidak terasa di Medan, tanah kelahiran Chairil Anwar sendiri.
Ironisime itu ditanggapi salah seorang sastrawan asal Medan, Sihar Sitompul kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (26/7/2018). Menurutnya hal itu disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat dan pemerintah Kota Medan tentang sejarah sastra khususnya mengenai Chairil Anwar.
"Aku bisa pastikan pemerintah Kota Medan mana tahu itu. Apalagi para pelajar di Kota Medan. Padahal Chairil Anwar itu simbol puisi di Indonesia. Di daerah lain seperti Yogya, Solo dan Bandung, pada setiap kedua tanggal itu masyarakat merayakannya dengan berbagai kegiatan sastra," jelasnya.
Hal sama juga disampaikan sastrawan asal Sumut Damiri Mahmud. Damiri yang banyak meneliti karya dan kehidupan pribadi Chairil Anwar mengaku heran dengan Pemerintah Kota Medan yang abai terhadap sosok Chairil Anwar.
"Saya bolak-balik menyarankan Pemerintah Kota Medan agar serius mengungkap sejarah Chairil Anwar di Medan. Namun sampai kini jangankan penghargaan, dimana rumahnya di Medan mereka tidak tahu. Padahal Chairil Anwar adalah penyair besar yang dikenang sepanjang sejarah Indonesia," ujarnya belum lama ini.