Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Perwakilan Medan mengadakan focus group discussion dengan sejumlah pengusaha pakan ternak di Sumut, Jumat 927/7/2018) untuk mengetahui pengaruh harga pakan terhadap mahalnya harga telur ayam akhir-akhir ini.
Dalam diskusi tersebut, KPPU mendapat informasi bahwa harga pakan ternak, khususnya pakan ayam hanya naik antara Rp 100 hingga Rp 200/kg. "Penyebab utamanya karena nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang menurun sejak awal tahun," kata perwakilan dari perusahaan pakan ternak Mabar Feed, Benny.
Dijelaskan Benny, bahan baku pembuatan pakan ternak sebagian besar masih diimpor. Komposisi bahan baku impor dalam pembuatan pakan ternak bisa mencapai 50% sehingga kurs Rupiah sangat berpengaruh. Sebagian besar pengusaha yang hadir dalam diskusi tersebut juga menyatakan hal yang sama.
Dalam diskusi tersebut, juga disimpulkan bahwa kenaikan harga pakan tak berdampak signifikan terhadap kenaikan harga telur. "Pasti ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi," kata Kepala KPPU Medan, Ramli Simanjuntak.
Dengan begitu, kata dia, alasan utama kenaikan harga telur akibat kenaikan harga pakan tidak sepenuh benar jika melihat kondisi harga telur yang naik sangat tinggi akhir-akhir ini.
Pihaknya menduga ada permainan harga di tingkat peternak maupun agen dalam menetapkan harga telur ayam. Pasalnya, harga telur di pasaran kompak naik dengan harga yang sama. "Seharusnya, dengan kapasitas produksi yang berbeda dan biaya produksi yang berbeda pula, harga telur yang dilepas ke pedagang pengecer seharusnya berbeda juga. Tapi kenyataannya semua sama," ungkapnya.
Berdasarkan penelitian pihaknya baru-baru ini, selain alasan pakan ternak yang naik, pedagang juga mengaku kenaikan harga telur disebabkan oleh pasokan yang berkurang dan permintaan telur dari luar daerah yang meningkat.