Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) yang berada di Simalingkar B, Deliserdang dihuni oleh 48 spesies dan 248 spesimen. Dibutuhkan Rp 90 juta/bulan untuk memasok makanan bagi seluruh satwa yang ada di dalamnya. Sebagian masyarakat melihat diperlukan pembenahan.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan, Putrama Alkhairi kepada wartawan, beberapa waktu lalu mengatakan, Medan Zoo adalah salah satu unit usaha PD Pembangunan selain Kolam Deli, Gelanggang Remaja dan lainnya.
Secara keuangan dikelola secara terpisah namun kemudian dibagi. Sejak tiga tahun terakhir, Medan Zoo sudah tidak lagi disubsidi. Sebelumnya, masih disubsidi dari unit usaha yang lain. Saat ini, Medan Zoo memiliki pemasukan rata-rata Rp 350 juta/bulan. "Itu rata-ratanya segitu. Tapi bisa membengkak angkanya menjadi milaran ketika lebaran," katanya.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan kebun binatang di tempat lain, Medan Zoo termasuk baik. Dicontohkannya, Kebun Binatang Ragunan masih mendapat anggaran dari APBD. Pemasukan lainnya dari penjualan karcis dan corporate social responsibility (csr) dari pihak ketiga.
"Kalau kita masih juga ada tapi skala kecil. Misalnya dulu Bank Sumut yang membangun kandang," katanya.
Lalu kemarin PT Galatta membangun dan 13 kandang baru untuk reptil dan rehab kandang harimau. Dijelaskannya, kerjasama PT Galatta pada Desember 2017 pihaknya tidak mengelola dana.
"Kalau soal harimau itu kepemilikan oleh negara, diwakili BBKSDA. Jadi kita, kebun binatang hanya pengelola yang punya bbksda. Kalo ada pemindahan pasti diketahui. Karena sifatnya dititip di Galatta. Setahun dievaluasi BBKSDA," katanya.
Menurutnya, dengan jumlah harimau sebanyak 17 ekor, masih memungkinkan mendistribusikannya dengan kebun binatang lain. Hal tersebut menurutnya untuk menghindari kelahiran dari satu darah (inbreeding) akibat kawin mawin dari satu indukan. "Kalo satu darah, maka potensi penyakitnya tinggi. Tapo feedbacknya ada. Kami butuh dana. Mencukupi kebutuhan di Medan Zoo," katanya.
Dikatakannya, Medan Zoo dan Kebun Binatang Ragunan juga sudah berrencana untuk bertukar satwa harimau sumatra dengan orangutan sumatra. Surat menyurat, menurutnya sudah dilakukan namun masih menunggi dari BBKSDA Sumut. "Kalau pihak Ragunan di Jakarta udah. Tinggal BBKSDA sini yang belum. Mungkin ini berbicara tentang kesiapan kandang orangutannya bagaimana? Karena kandangnya kita siapkan sendiri di sini," katanya.
Dia menambahkan, walaupun pemasukan Medan Zoo rata-rata Rp 350 juta/bulan, itu masih dikumpulkan dengan pemasukan dari unit usaha PD Pembangunan lainnya lalu dibagikan. Kebutuhan makanan bagi seluruh satwa sekitar Rp 90 juta/bulan. Kebutuhan lainnya adalah menyangkut gaji 52 pegawai, perawatan lahan yang seluas 30 hektare, dan lainnya.
Sebagai contoh, harimau benggala (Panthera tigris tigris) yang berat badannya untuk jantan bisa mencapai 160 kg, membutuhkan makanan sebanyak 6 kg/hari. Sedangkan harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang berat badannya untuk.jantan mencapai 100 kg, membutuhkan makanan 4 kg/hari. "Makanannya dagung segar seperti sapi, kambing, ayam, variasi lah.. Pernah dicoba ayam hidup, tapi cacingan. Maka kita tak bisa mengambil resiko.
Firman, seorang warga Delitua yang berkunjung dengan keluarganya mengatakan, lahan Medan Zoo termasuk luas dan suasana 'rimba' cukup dirasakannya. Kontur lahan yang naik turun juga tetap dibiarkan sebagaimana aslinya. Koleksi satwa, kata dia, cukup lengkap dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.
Namun demikian, menurutnya masih ada yang perlu dibenahi. Misalnya kandang dan makanan bagi satwa. Kandang burung bangau tongtong misalnya, tampak tidak diurus. Bulu-bulu burung dan sarang laba-laba 'menyelimuti' hampir seluruh kandangnya. "Kadang ada yang nyogok-nyogok pake ranting pohon," katanya, Kamis (2/8/2018).
Hal serupa diungkapkan pengunjung lainnya, Moko. Menurutnya, secara umum Medan Zoo masih perlu perhatian dan pembenahan. Mulai dari infrastruktur jalan, fasilitas kebersihan, perhatian terhadap kebutuhan pakan satwa, kandang dan lain sebagainya masih harus diperhatikan dan dibenahi.