Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pekalongan - HR (29) warga Pekalongan, Jawa Tengah tega menghabisi istrinya. Penyebabnya
karena tersangka HR cemburu, istrinya mempunyai Pria Idaman lain (PIL).
HR marah ketika mengetahui istrinya, Wahyu Nuriski Anisa (24) ketahuan di Hp-nya ada foto mesra dengan pria lain. Akibat perbuatannya HR warga Dukuh Karang Emas, Desa Sumub Kidul, Kecamatan Sragi, Pekalongan, kini harus meringkuk di ruang tahanan Mapolres Pekalongan.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Minggu 10 Juni 2018 lalu. Namun baru diungkap pada akhir bulan Juli setelah keluarga korban melapor polisi. Setelah itu polisi mengamankan pelaku/tersangka dan melakukan autopsi dan rekonstruksi.
Korban Wahyu Nuriski Anisa ditemukan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 05.45 di dalam kamarnya. Setelah korban meninggal pada tanggal 10 Juni, langsung dimakamkan pada sore harinya.
Pihak keluarga korban sendiri, baru melaporkan secara resmi atas atas kematian itu ke polisi pada 24 Juli lalu.
"Pada tanggal 10 Juni lalu, ada informasi seorang wanita yang meninggal dan langsung dimakamkan saat itu juga, dan baru kita terima laporan resminya pada 24 juli kemarin," kata Kasatreskrim Polres Pekalongan AKP Agung Ariyantodi Mapolres Pekalongan usai melakukan rekontruksi pembunuhan, Senin (6/8/2018).
Dihadapan petugas, HR mengakui sebelumnya telah melakukan penganiayaan pada istrinya. Sebelum ditemukan tewas di dalam kamarnya, HR mengaku cek-cok dengan istri gara-gara ada foto mesra di ponselnya.
"Saya bangun tidur (sekitar pukul 02.00 dini hari) melihat istri saya lagi mainan HP. Saya minta dan lihat ada foto mesra dengan pria lainnya," kata HR.
Saat itu, dari pengakuan HR, istrinya, Anisa justru marah kepadanya. Korban sempat mengancam akan membunuh anaknya yang masih berumur 5 tahun.
"Dia (korban) mengancam akan membunuh anak saya dengan menggunakan gunting yang dipegangnya bila kasus foto mesra tersebut diperbesar," kata HR.
Saat itu, istrinya mengambil gunting yang tidak jauh dari tempat tidur dan mengancam membunuh anaknya yang masih tertidur pulas bila temuan foto mesra tersebut tersebar. Karena gerak reflek dari HR, akhirnya bisa melumpuhkan Anisa. Dua kali Anisa mengacungkan gunting ke anaknya, yang kedua kalinya HR langsung mencekik leher Anisa dan mendorong istrinya hingga mengenai dinding kamarnya.
"Saya langsung membawa pergi anak saya ke rumah mertua (orangtua Anisa), agar anak saya tidak terbunuh. Saya tidak tahu saat itu istri saya sudah meninggal atau tidak," jelas HR.
Sesampainya di rumah mertuanya, HR mencoba mengebel keponakanya yang juga tetangganya untuk melihat kondisi istrinya. Namun hape keponakannya yakni Dita (18) tidak aktif.
"Saya baru buka HP sekitar pukul 5 pagi dan saya cek ke kamarnya dia (korban) masih tertidur di dalam kamarnya. Saya awalnya tidak tahu kalau sudah meninggal," kata Dita pada detikcom Senin (06/08) di Mapolres Pekalongan usai mengikuti jalanya rekonstruksi.
Pagi harinya, HR kembali lagi bersama anaknya ke rumah. Dirinya minta didampingi para tetangga untuk melihat kondisi istrinya. Anisa sendiri dinyatakan meninggal pada pukul 06.00 WIB oleh mantri kesehatan desa setempat.
"Tubuhnya sudah dingin. Kaki juga dingin," tambah Dita.
Keretakan rumah tangga keduanya telah diketahui oleh suadara-saudara korban.
"Kerap bertengkar via percakapan whastapp. Dia (pelaku) kerja diluar kota pulangnya seminggu sekali," tambah Jumirah kakak korban.
Korban sendiri akhirnya dimakamkan di desa setempat sekitar pukul 15.00 pada Minggu tanggal 10 Juni 2018 lalu.
"Pihak keluarga melaporkan resmi pada tanggal 24 Juli. Kita dalami dan lakukan pemeriksaan saksi-saksi dan saat itu juga kita lakukan autopsi untuk mengetahui kematian korban. Hasilnya korban meninggal akibat dibunuh dengan luka cekikan di leher," jelas Agung Ariyanto.
Polisi bersama kejaksaan dan pengacara pelaku, melakukan rekontruksi di Mapolres Pekalongan pada senin (6/08) siang tadi. Ada 26 adegan, dalam rekonstruksi pembunuhan tersebut.
"Pelaku mengikuti rekontruksi adegan demi adegan tidak ada sanggahan satu adegan pun," tambah Agung Ariyanto. dtc