Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sei Rampah. Para petani dan pendukung peralatan pertanian akan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sedang Bedagai (Sergai) dalam menyambut dan merayakan HUT ke-73 RI.
Kadis Pertanian Radianto Panjis, menyampaikan, sektor pertanian telah banyak memberikan andil untuk Kabupaten Sergai pada tingkat provinsi, nasional hingga internasional. Untuk itu, katanya, dihadirkan para petani berprestasi seperti petani jamur, beras organik, pencipta mesin chopper blender (mesin penghancur limbah sawit), serta pelaku pertanian lain yang menjadi motivator bagi petani lainnya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Inilah para pahlawan pertanian yang dirasa layak mendapatkan penghargaan atas dedikasi yang telah dikontribusikan selama ini untuk Kabupaten Sergai.
Saat itu, hadir Edi Parianto, petani jamur yang telah melahirkan 5 varietas antara lain jamur susu atau disebut milky mushroom justru dengan teknologi manual dan otodidak. Harapannya agar dilakukan pelatihan guna pengembangan komoditi jamur di Sergai yang dirasa sangat potensial. Mengingat bahan baku yang sangat banyak tersedia antara lain jerami padi, diolah menjadi kompos lalu ditanami benih jamur. Setelah panen jamur, sisanya kembali dapat dipergunakan sebagai kompos untuk tanaman padi.
“Kita tahu banyak restoran di Medan justru malah memasok bahan baku jamur dari luar Sumatera. Kuat keyakinan jika komoditi jamur ini digalakkan, maka tentu pangsa pasar jamur dari Sergai akan mampu bersaing di pasaran kuliner terutama restoran dan hotel di Medan serta kota lainnya," ujarnya
Selain itu, Kamarudin, selaku petani beras organik dari Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, menyampaikan, awal dahulu belajar dari yayasan Bitra Indonesia. Kemudian melanjutkan pertanian organik dilahan masing-masing. Melalui tahap belajar dan terus belajar perlahan dapat meningkatkan produk padi organik walau dengan peralatan yang ada. Pemasaran masih tahap antar desa. Sampai saat ini telah berkembang ke desa lainnya dan sekarang telah dipercaya membimbing petani organik di Kota Tebing Tinggi. Harapannya agar dibantu permodalan guna menampung gabah hasil panen padi organik tersebut. Selain itu pengadaan gudang dan lantai jemur sangat diperlukan.
Hal yang sama diutarakan Parlan Sibarani selaku pelaku pertanian organik dari Desa Pematang Setrak Kecamatan Teluk Mengkudu. Dengan dukungan penuh dari Pemkab Sergai serta Bank Indonesia (BI), pertanian organik di daerah kami terus berkembang dengan pesat. Selain juga setuju dengan saran untuk lebih diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, pada kesempatan ini diajukan untuk menjadikan daerah pertanian organik sebagai destinasi wisata.
“Dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,3 hektare per keluarga, saya rasa ide ini akan sangat strategis guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat petani terutama petani organik," terang Parlan.
Sedang Nuriono, pemilik perbengkelan peralatan pertanian dan sosok dibalik penemuan berbagai alat-alat teknologi pertanian yang telah banyak meraih penghargaan tingkat daerah maupun nasional. Penemuannya cukup bermanfaat dan banyak dipakai petani dalam dan luar daerah, seperti power thresser yang berguna memudahkan petani memisahkan gabah padi. Kemudian ada Chopper Blender, alat untuk mengolah daun sawit dapat dipergunakan sebagai pakan ternak. Saat ini sudah ada empat penemuan yang telah dipatenkan termasuk penghancur enceng gondok sebagai pakan ternak bebek. Dalam menciptakan penemuannya, Nuriono bukan hanya menilai teknologinya saja, namun aspek ekonomi dan manfaatnya juga sangat penting untuk diperhatikan.
Lain halnya dengan Amri, warga Kecamatan Perbaungan, selaku pelaku usaha jual beli bibit pertanian yang saat ini tengah menggalakkan sistem pelatihan kepada masyarakat. Tujuannya adalah ingin mengubah pola piker petani agar lebih maju terutama pelestarian lingkungan hidup dan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.
Bupati Sergai H Soekirman mengapresiasi kepada para petani berprestasi karena saat ini sumbangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tertinggi di kabupten ini adalah dari pertanian pangan yang mencapai 44%.
Sehubungan dengan tema HUT Kemerdekaan RI tahun ini yaitu Kerja dan Energi, ia mengatakan, maka sangatlah pantas bahwa para petani berprestasi atas kerja dan energi yang diberikan guna mendapatkan penghargaan pada puncak peringatan HUT Kemerdekaan RI Tingkat Kabupaten Sergai pada 17 Agustus nanti.
Maksud dihadirkannya para Petani Berprestasi ini nantinya agar kehadiran mereka dilihat oleh orang lain, bahwa akan tertarik untuk ikut meniru kerja dan energi yang telah dilakukan para petani berprestasi ini, dan kemudian semangat untuk melangkahkan kakinya melakukan usaha demi masa depan bangsa. Sumber daya alam kita ini masih mentah, jika tidak ada teknologi maka akan sulit mengelolanya, dalam mencapai daya yang lebih besar untuk kemaslahatan seluruh masyarakat.
"Saya melihat banyak sekali bantuan-bantuan pemerintah yang sampai ke masyarakat setahun atau dua tahun kemudian justru rusak dan terbengkalai. Tentu sangat disayangkan hal tersebut banyak terjadi. Sebagai contoh banyaknya bantuan rumah kompos, namun tidak dioperasikan dengan baik sehingga hanya menumpuk percuma. Mari kita berkaca dari kota Surabaya yang maksimal dalam pemanfaatan sampah plastik yang dipergunakan maksimal untuk bahan keperluan sehari-hari, kita hendaknya dapat melakukan hal yang sama," ujar Soekirman.
Ia menyampaikan, sejak tahun 1990, ada sebuah kelompok pertanian yang dibantu yayasan Bitra Indonesia. Hingga kini kegiatan usahanya masih berjalan dengan baik. Hal ini hendaknya sebagai pemukul bagi kalangan kelompok masyarakat yang menerima bantuan pemerintah, namun justru mengabaikannya hingga rusak dan tidak terpakai.
"Memang adalah tugas dan peran pemerintah untuk memperhatikan dan memberikan bantuan sebesar-besarnya kepada para petani, namun kebanyakan tidak maksimal dan bahkan tidak dipergunakan. Untuk itu agar dapat dikaji ulang pemberian bantuan dari pemerintah untuk diberikan kepada kelompok yang benar-benar memerlukan dan dapat memaksimalkan bantuan yang diberikan tersebut. Selain itu perlu dilakukan koreksi atas kelembagaan kelompok-kelompok pertanian yang ada, agar jangan kembali dikuasai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, ungkap Soekirman terhadap para penerima bantuan Pemerintah," katanya.
Sedang untuk membantu distribusi beras organik, Pemerintah Daerah akan merencanakan imbauan untuk mengonsumsi beras organik untuk kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan dikelola melalui Koperasi Pegawai Negeri. Termasuk juga rumah sakit milik pemerintah untuk menjadi pelanggan dalam mengkonsumsi beras organik lokal Sergai untuk konsumsi pasien.
Sehubungan perkembangan aplikasi pertanian telah diterapkan diberbagai negara seperti India yang menggunakan drone dalam pemanfaatan aplikasi teknologi pertanian. Kemudian ada Grab Tractor, yaitu penyewaan traktor bagi petani, sehingga petani tidak perlu harus membeli traktor lagi.
“Teruslah melakukan gerakan pembangunan agar Sergai ini dapat semakin unggul, inovatif dan Berkelanjutan”, pungkas Bupati Soekirman.