Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Humbahas. Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) merupakan satu sentra penghasil kopi di Sumatera Utara. Daerah ini dari dulu dikenal sebagai penghasil kopi jenis Arabika Sumatera Lintong di pasar global maupun domestik. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Humbahas, diperkirakan lebih dari 28.000 jiwa masyarakat Humbahas menggantungkan hidup sebagai petani kopi.
Peningkatan dan pengetahuan budidaya kopi kini menjadi fokus dalam pengembangan ekonomi bagi petani dan pemerintah kabupaten. Sistem pembibitan, budidaya pemangkasan, serta pengendalian hama penyakit, masih menjadi masalah yang belum teratasi. Sejumlah kegiatan dan pelatihan budidaya kopi terus dilakukan, baik dari pemerintah maupun peran serta dukungan pihak swasta, dalam upaya perbaikan hasil pertanian kopi.
Dukungan dan partisipasi pihak swasta, seperti PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) perusahaan bubur kertas di Tapanuli, yang belum lama ini memberikan perhatian dan dukungan serius terhadap para petani kopi di Humbahas.
Secara bertahap dalam sejumlah kegiatan TPL mendatangkan para pembicara serta narasumber, berbagi ilmu bersama petani dalam pelatihan dan praktek lapangan bagaimana menjaga serta melakukan budidaya kopi dengan hasil maksimal.
“Saya sangat kagum dengan sumber daya alam daerah Humbahas, khususnya pertanian kopi. Dengan letak geografis daerah yang sangat mendukung, pertanian kopi di sini pasti bisa lebih baik lagi. Untuk budidaya pertanian kopi dengan hasil yang baik, memang butuh waktu dan dukungan dari pemerintah dan pihak swasta. Karena harus ada sentuhan yang dapat secara cepat meningkatkan produksi melalui sumber daya manusianya,” sebut Nurkholis, seorang agronomis ketika hadir sebagai narasumber pada pelatihan kopi di Humbahas yang digelar TPL belum lama ini, sebagaimana siaran pers PT TPL yang diterima medanbisnisdaily.com, Kamis (23/8/2018).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di empat desa kawasan Humbahas tersebut, lebih baik melibatkan peran serta dan dukungan pihak lainnya, salah satunya TPL. Karena, menurut Nurkholis, masih banyak petani yang harus diberi pengetahuan tentang sistem pertanian kopi.
Misalnya untuk meningkatkan hasil pertanian, dibutuhkan penaung (pohon pelindung). Untuk penaung biasanya petani kopi menggunakan Lamtoro VG 79, Lamtoro Belauka (lokal) yang berbiji, kemudian paket dadap (HOX). Fungsinya sangat bermanfaat, diantaranya dapat memperbaiki cita rasa kopi, umur produksi pohon kopi semakin panjang.
“Penggunaan pohon pelindung itu penting sekali, karena rata-rata masa produksi pohon kopi petani Humbang saat ini hanya mencapai umur 9-10 tahun, namun dengan adanya pohon pelindung dapat bertahan produksinya selama 30-35 tahun,” tutur Nurkholis, Rabu (22/08/2018), ketika memberikan pelatihan di kantor Camat Pollung, Kabupaten Humbahas.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Humbas, Buroniani Naibaho, menyebutkan, pengetahuan petani mengenai budidaya kopi perlu sentuhan dan perhatian. Mulai dari bibit kopi, pemeliharaan dan paskah panen kopi petani belum banyak memiliki pengetahuan. Apalagi menurutnya saat ini bibit kopi sangat terbatas dan wajib memiliki sertifikat. Sehingga, saat ini pihaknya melakukan upaya berupa memfasilitasi, petani dengan produsen benih kopi melalui pemerintah sebagai fasilitator.
“Yang dibutuhkan petani saat ini adalah bibit kopi yang berkualitas unggul, pengetahuan dan budidaya, pemangkasan untuk meningkatkan produksifitas kopi, dan pengendalian penyakit kopi,” ungkap Buroniani Naibaho.
Menurutnya, saat ini persyaratan sebagai produsen benih kopi harus ada surat perjanjian kerja sama (MoU) antara calon produsen benih dengan produsen kopi,selanjutnya memiliki DO (surat pemesanan), serta kejelasan hak milik tanah.
"Selama ini kita menjalin kerja sama dengan calon produsen benih dari daerah Tapanuli Utara(Taput) dan Jember," ujarnya.
Manager Corporate Social Responsibility (CSR) TPL, Ramida Siringo-ringo, menyebutkan, pelatihan budidaya dan peningkatan hasil pertanian kopi yang digelar bekerja sama dengan pemerintah setempat. Selama tiga hari para petani diberi bimbingan dan praktek langsung di lokasi empat desa yakni, Hutapaung Utara, Hutajulu, Pansur Batu, dan desa Aek Nauli Dua, seluruhnya di kecamatan Pollung.
“Harapan kita dari perusahaan melalui kegiatan dan pelatihan ini, mampu memberikan pengetahuan bagi para petani kopi dalam peningkatan hasil kopinya. Sehingga memberikan peluang besar dalam peningkatan perekonomian masyarakat,” harap Ramida Siringo-ringo.