Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USU menggelar acara pengembangan produk olahan belut sebagai sumber makanan tinggi protein di Kecamatan Medan Selayang.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran (FK) USU Nenni Dwi Aprianti Lubis SP MSi mengatakan, tujuan yang akan dicapai adalah perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam peningkatan asupan keluarga melalui penganekaragaman makanan lokal.
Selain itu, tambahnya, juga dapat menambah pendapatan keluarga. Dalam hal ini bukan hanya demo memasak saja, tetapi juga terciptanya lapangan kerja baru.
"Kegiatannya ini sebenarnya sudah banyak, seperti formulasi resep, uji coba untuk kelompok dewasa dan anak-anak. Sambutan warga sangat baik, bahkan mereka sangat menerima kegiatan ini. Dan ini merupakan tahap akhir dari rentetan kegiatan yang telah kita laksanakan, yang diperuntukkan kepada ibu-ibu PKK di Kecamatan Medan Selayang," ujar Nenni kepada MedanBisnisDaily.Com, usai acara Pengembangan Produk Olahan Tim Pengabdian Masyarakat Sumber Dana Non PNBP USU dan BPPTN USU TA 2018 Skim Mono Tahun Reguler, dengan tema: Pengembangan Produk Olahan Belut Sebagai Sumber Makanan Tinggi Protein di Kecamatan Medan Selayang, Jumat (24/8/2018).
Dijelaskannya, ada empat produk olahan, yakni bakso, nuget, bakwan dan kue bawang. Semuanya berbahan dasar dari belut.
Sebelumnya, pihaknya melakukan uji secara nilai gizi dan sifat kimia. Hal ini dimaksudkan, apakah benar memiliki tinggi protein. Apalagi belut ini sebagai makanan alternatif untuk sumber protein. Ternyata memang benar, kadar protein nuget belut lebih tinggi (mencapai 15%), jika dibandingkan dengan kadar protein nuget ayam (SNI menyebutkan 14%).
Ia berharap, dengan kegiatan ini tidak berhenti sampai di acara tersebut saja. Karena itu, pihaknya juga memberikan bantuan peralatan masak untuk 6 kelurahan di Kecamatan Medan Selayang. Seperti blender, panci kukusan multi fungsi, penggorengan dan kompor satu tabung.
Sementara, Anggota Tim Pengabdian Masyarakat Dr rer medic dr Ichwan Msc menambahkan, sebenarnya ide awalnya adalah belut, karena selama ini produk olahan itu dikenal anak-anak dari daging sapi atau ayam. Sementara belut itu yang dikenal sebagai belut goreng atau dikeringkan. Dan biasanya masyarakat sering merasa geli melihatnya, padahal protein nya sangat tinggi. Karena budidaya nya sedikit sehingga harganya sangat tinggi di pasaran.
Padahal, lanjutnya, belut bisa dibudidaya di dalam drum di rumah. 3 bulan kemudian dapat panen. Bisa menjadi sumber kalori dan protein bagi keluarga. Tetapi karena orang enggan, sebab bentuknya yang menggelikan. Sehingga banyak yang tidak mau mengonsumsinya," ujarnya.
"Dari sinilah muncul ide tersebut, dengan mengelolanya dalam bentuk yang lain, yakni bakwan, bakso, bakwan dan keripik. Ini masih uji coba, dan ternyata masyarakat suka, karena rasanya malah jadi unik, memiliki cita rasa yang khas. Tidak terasa bau lumpur atau tanah. Apalagi anak-anak juga suka cemilan.sehingga kita buat yang tinggi proteinnya," ujarnya.
Untuk rencana ke depan, kata dr Ichwan, adalah memberdayakan masyarakat. Pengabdian masyarakat ini didanai oleh USU, sehingga pihaknya mencarikan solusi dari masalah yang dihadapi masyarakat. Masalah selama ini yang dihadapi adalah kurang gizi dan stunting, yang identik kurang protein.
"Sementara di sekitar kita banyak bagan olahan yang kaya protein. Banyak di Medan ini, masuk kategori miskin kota, seperti di pinggiran Belawan. Karena itu, kita ajarkan teknik ini agar Kecamatan Medan Selayang mengajarkannya kepada ibu-ibu di Kecamatan Medan Belawan, untuk menjadi pemasukan (income) perekonomian keluarga," bebernya.
Anggota Tim lainnya dr Irina Kemala Nasution MKed (Neu) SpS, yang juga merupakan warga sekitar menyebutkan, Kecamatan Medan Selayang, terdiri dari 6 kelurahan, yakni Padang Bulan Selayang 1, Padang Bulan Selayang 2, Sempa Kata, Beringin, Tanjung Sari dan Asam Kumbang. Kemudian, setiap kelurahan, terdiri dari 65 lingkungan.
"Semuanya kita undang untuk mengikuti demo memasak ini. Awalnya perkenalan produk per kelurahan. Setelah itu diundang perwakilan untuk mengikuti demo memasak. Peserta sebanyak 65 orang, yakni ibu-ibu kepling, ibu lurah 6 orang, sekretaris kelurahan 6 orang, pengurus dari kantor camat sebanyak 15 orang," jelasnya.
Ia berencana akan memasarkannya di kantin-kantin kantor lurah di masing-masing kelurahan.
"Kita berharap berlanjut menjadi bisnis. Serta akan diperlombakan untuk tingkat provinsi. Karena sebelumnya sudah menang di Kecamatan Medan Selayang, untuk penilaian UKM. Kita sudah masuk 8 besar, jadi harapannya bisa menang. Apalagi tiap tahun ada lomba memasak, untuk makanan berbasis ikan, tanpa tepung dan tanpa nasi. Sehingga tiap tahun harus menampilkan yang baru," ujarnya.