Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hendro Yap finis kelima dalam lomba jalan cepat 50 km di Asian Games 2018. Tapi, dia berhasil memecahkan rekor nasional yang sudah terendap 21 tahun
Hendro melakoni lomba jalan cepat sejak pukul 06.00 WIB di sepanjang jalan Asia Afrika pada Kamis (30/8/2018). Dia menghadapi atlet-atlet top jalan cepat dunia.
Hendro awalnya percaya diri dengan perlombaan yang ia jalani namun ternyata di kilometer kedelapan dia sempat mengerang kesakitan. Sakit itu ia tahan sampai di kilometer 27. Padahal dia sudah banyak mendapat peringatan dari beberapa tim medis yang berjaga.
Namun dengan keyakinan melewati satu demi satu kilometer, akhirnya ia finis kelima dan mencatatkan waktu 4 jam 32 menit 20 detik. Capaian ini tentu istimewa apalagi Hendro berangkat dengan kondisi cedera ACL yang belum sepenuhnya pulih sejak 2013. Dia malah pernah divonis dokter untuk berhenti menjadi atlet lantaran lutut sebelah kirinya juga mengalami pengapuran.
"Saya hanya pernah baca buku kalau bermain dengan kekuatan pikiran maka kita yakin bisa. Jadi saya hanya yakin mengejar satu persatu karena kondisi di Indonesia yang cuacanya belum tentu musuh kuat." kata Hendro.
"Karena saya tahu kekuatan mereka, saya tahu sejarahnya mereka, dan saya tahu geografis Indonesia seperti apa. Tapi mohon maaf saya belum bisa memberikan medali," dia menambahkan.
Namun di balik kekecewaan Hendro ternyata masih terselip hasil yang manis. Sebab, meski tidak mampu menyumbang medali, catatan Hendro melewati rekornas milik pelari Sutrisno yang sudah lama belum terpecahkan. Saat itu, Sutrisno membukukan waktu 4 jam 32 menit 30 detik di kejuaraan atletik terbuka pada Mei 1997 di Filipina.
"Ya masuk rekornas juga dan memang harapan pelatih seperti itu. Tapi sebenarnya target catatan waktu pribadi saya jauh daripada itu," kata atlet berusia 28 tahun ini.
"Satu hal mungkin saya terlalu naif bisa berjalan 4 jam 10 menit dengan persiapan latihan lima bulan. Malah saya sempat mengalami keram di otot karena waktu training camp di Yogyakarta, saya kesulitan mencari masseur, tenaga medis juga masih kurang. Jadi kami hanya memanfaatkan nutrisi makanan dengan vitamin-vitamin lokal dan menurut saya masih kurang sekali karena persiapan saya masih 50 km bukan 20 km.
"Jujur saya pribadi sangat kecewa tapi saya sudah berbuat maksimal tapi usaha saya belum maksimal," kata Hendro. (dtc)