Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Jokowi diusianya yang ke-75 tahun. Meski tua, kelakarnya ia tetap merasa muda jika dibandingkan dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang berusia 93 tahun.
"Saya ini sudah tua. Padahal banyak yang muda, tapi ada yang mengatakan bahwa Kiai Ma'ruf Amin itu sebenarnya masih muda dibanding dengan Mahatir Muhammad. Gara-gara Mahathir Mohamad saya ini terus menjadi muda," ujarnya dalam acara Pembekalan Partai NasDem, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (2/9/2018).
Dalam kedatangannya, Ma'ruf Amin juga memperkenalkan dirinya kepada seluruh peserta caleg Partai NasDem. Ia mengucapkan terima kasih atas koalisi yang dibangun partai ini untuk dan mendukung dirinya.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada partai NasDem terutama kepada ketum yang telah mendukung saya sebagai cawapres. Saya tidak pernah mimpi jadi cawapres karena saya Kiai. Tapi ketika saya diminta berarti saya harus siap sebagai ulama dan pemimpin bangsa," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan ketertarikannya dengan slogan partai NasDem yaitu partai perubahan. Slogan tersebut dikatakannya akan menjadi tambahan paradigma baru dalam NU yang sebelumnya sudah terdapat dua.
"Saya tertarik dengan slogannya sebagai partai perubahan. Di NU itu ada dua paradigma, satu menjaga yang lama atau menjaga tradisi. Kedua mengambil yang baru yang lebih baik, jadi melakukan transformasi," ucapnya.
"Tapi saya bilang tidak cukup mesti ditambah satu lagi menjaga tradisi melalukan transformasi. Karena itu perlu ditambah paradigma untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Ini cocok dengan NasDem, mengubah," imbuh Ma'ruf.
Menurut Ma'ruf, perubahan yng dimaksud partai NasDem adalah perubahan yang terus menerus. Hal ini jelasnya, memang harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa.
"Tapi karena yang diubah itu tidak statis, karena itu perubahan harus dilakukan secara kontiniu, sustainable atau berkelanjutan. Karena itu paradigma yang saya buat adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik secara kelanjutan tanpa berhenti," tutupnya.(dtc)