Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Lamongan - Mengentaskan kemiskinan, itu menjadi alasan KH Ma'ruf Amin bersedia menjadi Cawapres Jokowi. Menurut dia, mengentaskan kemiskinan merupakan salah satu bentuk kewajiban setiap Muslim, dan hal itu akan bisa dilakukan jika berada dalam struktur pemerintahan.
Hal tersebut disampaikan KH Ma'ruf Amin saat silaturahmi di PP Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Selasa (4/9/2018).
Menurut KH Ma'ruf, sebenarnya Jokowi sudah meletakkan dasar tentang ekonomi kerakyatan, diantaranya adalah soal pembangunan infrastruktur dan kebijakan tentang redistribusi aset yang akan diberikan ke koperasi dan pesantren. Selain itu, kata Ma'ruf, kebijakan lainnya dari Jokowi adalah soal kemitraan.
"Inilah yang akan kita jadikan dasar untuk arus baru ekonomi Indonesia," terangnya.
Ma'ruf menuturkan, inti dari arah baru ekonomi Indonesia ini adalah membangun ekonomi dari bawah dan diharapkan bisa menghilangkan disparitas antara yang bawah dengan atas.
"Semuanya saling menopang, tidak melemahkan yang kuat tapi menguatkan yang lemah dan menghilangkan kesenjangan sehingga bisa bersaing secara global," ungkapnya.
Salah satu arus yang dibangun tersebut, menurut Ma'ruf, adalah pemberdayaan santri dan Pesantren. Ma'ruf yang mengaku bangga dijadikan bagian dari keluarga besar PP Sunan Drajat ini mengatakan, akan berusaha mengurangi disparitas ekonomi yang salah satunya dilakukan melalui pondok pesantren.
"Pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, agar dapat menginspirasi dan mendorong masyarakat sekitarnya," ungkap Ma'ruf Amin sambil mencontohkan apa yang sudah dilakukan oleh PP Sunan Drajat Lamongan.
Arus baru ekonomi Indonesia ini, ungkap Ma'ruf Amin, adalah melakukan upaya pemberdayaan. "Inspirasi saya tentang arus baru ekonomi Indonesia ini salah satunya adalah dari PP Sunan Drajat," jelasnya.
Kepada para pengasuh pondok dan santri PP Sunan Drajat, Ma'ruf Amin juga meminta doa restu dan dukungan agar memenangkan Pilpres 2019. dtc