Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Madinah. Sebanyak 5.889 jemaah haji dari 17 kloter gelombang kedua berangkat menuju Tanah Air. Mereka digerakkan dari Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) sejak Sabtu (8/9) malam dan tiba di Tanah Air pada Ahad (9/9).
Mereka menumpangi pesawat Saudia Airlines dan Garuda Indonesia. Sehari sebelum keberangkatan, koper jemaah yang masuk bagasi pesawat sudah ditimbang dan diperiksa pihak muassasah, tim pelayanan pemulangan (Yanpul) panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), dan maskapai. Jika tidak bermasalah, koper mereka dibawa ke bandara untuk segera dimasukkan ke pesawat.
"Sejak sepekan terakhir, tim Yanpul sudah menyosialisasikan aturan dan standar barang bawaan yang dibolehkan masuk bagasi," ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Muhammad Khanif di kantornya pada Minggu, (9/9/2018).
Mereka sudah diberitahukan larangan membawa air zamzam berlebihan. Lagi pula, setiap jemaah sudah mendapatkan lima liter air zamzam yang dikemas sesuai standar penerbangan. Paket tadi diurus kantor zamzam di Makkah dan dikirim melalui pesawat setelah mengangkut jemaah ke Arab Saudi. Pesawat kemudian kembali ke Tanah Air mengangkut paket zamzam dan dikirimkan ke seluruh debarkasi di Indonesia.
Jemaah hanya dibolehkan membawa cairan sebanyak 100 mililiter ke dalam kabin pesawat. Kalau melebihi jumlah itu, petugas bandara akan membongkar bawaan jemaah. Jika tas dibongkar, maka barang bawaan jemaah akan berisiko rusak dan hilang.
Aparat Saudi dan PPIH mengklaim tak akan bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Hal itu juga memperlambat pergerakan jemaah memasuki pesawat, dan merembet kepada keterlambatan lepas landas menuju Indonesia.
Koper jemaah juga tidak boleh diikat dengan jaring tali tambang, karena akan menghambat proses pemeriksaan. Standar prosedur itu diberlakukan demi kenyamanan dan keselamatan penerbangan menuju Indonesia.
Pihaknya berpesan agar mereka menjaga kemabruran haji. Pesan takwa di dalam ibadah tersebut harus diterapkan dan didakwahkan kepada masyarakat di kampung halaman.
"Sejak selesai prosesi haji, konsultan ibadah selalu menyamaikan hal tersebut kepada jemaah selama di Madinah. Kami berharap mereka menginspirasi kerabatnya setelah kembali ke rumah," kata Khanif.(dtc)