Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pro kontra masyarakat Batak, khususnya yang ada di Silangit, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, terkait pergantian nama Bandar Udara Internasional Silangit menjadi Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII,ditanggapi Arys Sinambela. Arys Sinambela adalah keturunan dari trah Raja Sisingamangaraja, yakni dari Raja Sisingamangaraja IV yang bernama asli Tuan Sorimangaraja.
Menurutnya, pemberian nama Raja Sisingamangaraja XII terhadap bandar udara internasional di Silangit itu, merupakan penghargaan pemerintah dan masyarakat terhadap sosok pahlawannya.
"Semua bandar udara di Indonesia menggunakan nama pahlawannya di setiap daerah (provinsi). Itu sebagai tanda penghargaan pemerintah dan rakyat untuk pahlawan nasionalnya. Sekaligus juga untuk mempersatukan bangsa Indonesia," jelasnya kepada medanbisnisdaily.com, Selasa, (11/9/2018).
Arys menambahkan, mestinya hal itu tidak menjadi masalah. Karena bandar udara itu bisa tetap menggunakan kata "Silangit". Sehingga bila disebut secara lengkap menjadi, Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII (di) Silangit.
Sebelumnya, pendapat dari salah seorang praktisi hukum sekaligus pemerhati budaya Batak (Toba) Suhunan Situmorang, mengatakan, persoalan ini harus disikapi dengan bijak. Pemerintah mesti menyadari psikologis-antroprologis masyarakatnya. Sisingamangaraja XII bermarga Sinambela dari klan (marga-marga) Siraja Oloan.
Sementara, masyarakat di sekitar bandara, yakni kampung atau huta Pariksabungan, umumnya dari klan (marga-marga) Sibagotni Pohan. Egoisme dan legitimasi atas eksistensi marga dan klan, umumnya masih kuat dalam diri orang Batak.
Ditambahkan Suhunan, kasus penolakan pergantian nama bandara modern pertama di bumi Tapanuli ini sebenarnya bisa dihindari andai para pengambil keputusan mau memahami karakteristik masyarakat di sana dengan meminta pendapat dari berbagai kalangan--terutama untuk memahami aspek sosio-kultural-psikologis Batak Toba.