Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China pelan-pelan mulai membawa dampak negatif terhadap kinerja ekspor karet Sumatera Utara (Sumut). Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengungkapkan, volume ekspor karet Sumut pada Agustus 2018 kembali menurun.
"Padahal pada bulan sebelumnya sempat membaik," katanya di Medan, Jumat (21/9/2018).
Dia merinci, ekspor karet Sumut pada Agustus 2018 melorot 1.471 ton atau 3,55% menjadi 40.018 dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal, pada Juli kinerja ekspor sempat naik sebesar 40,64% menjadi 41.489 ton dibandingkan kinerja ekspor pada Juni yang hanya mencapai 29.499 ton.
Adapun total ekspor karet Sumut sepanjang Januari hingga Agustus 2018 hanya berada di angka 307.518 ton. Angka ini turun 9,78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 340.846 ton.
Menurut Edy, anjloknya kinerja ekspor karet Sumut tersebut disebabkan oleh permintaan dari negara konsumen utama, khususnya China yang terus menurun. "Adanya perang dagang AS-China cukup berpengaruh terhadap permintaan karet dari negara itu," ungkapnya.
Selain permintaan dari AS dan China yang juga menurun, krisis di Turki juga menjadi salah satu penyebab menurunnya kinerja ekspor. Turki sendiri merupakan pembeli tetap karet asal Sumut dalam beberapa tahun belakangan.
Meski bukan negara pengimpor utama, setidaknya hingga kini Turki mampu menyerap sekitar 5% dari total volume ekspor karet Sumut. Adapun posisi pertama negara tujuan ekspor karet Sumut adalah Jepang sebesar 22% diikuti China dan AS masing-masing sebesar 12%, lalu India 8% dan Brazil 6%.