Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bukan tanpa alasan panitia Asian Para Games (INAPGOC) memilih Kota Medan sebagai salah satu wilayah yang harus disinggahi obor api pertandingan olahraga bagi para penyandang disabilitas atau cacat fisik itu. Sejak kemarin (22/9/2018) obor tiba di Medan. Dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, setelah menerima dari Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari obor kemudian diserahkan kepada Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin.
Hari ini, Minggu (23/9/2018), acara pawai obor diserahkan kepada Pemko Medan. Untuk itu digelar serangkaian acara di Lapangan Benteng. Ribuan masyarakat antusias mengikuti acara tersebut.
Adalah prestasi atiet-atlet difabel dari Sumut yang menjadi perhatian Raja. Katanya, pada ajang ASEAN Para Games atau tingkat Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun lalu atlet Sumut yang masuk dalam kontingen Merah Putih menyumbang dua medali emas. Dia pun menaruh apresiasi.
Sesungguhnya tak cuma dua. Raja keliru. Menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com yang menjumpainya seusai acara pawai obor di Lapangan Benteng, Plt. Ketua Nasional Paralympic Committe (NPC) Sumut, Suliadi, menyatakan ketika itu atlet dari Sumut menyumbangkan 13 medali emas.
NPC identik dengan KONI, badan yang mengurusi olahraga khusus bagi penyandang cacat.
Menelisik sedikit ke belakang, rasanya pantas atlit difabel Sumut berprestasi di tingkat mancanegara. Tahun 2016 di Jawa Barat pada hajatan Pekan Olahraga Nasional bagi kaum difabel, prestasi membanggakan dicatatkan. Meraih 33 medali emas, Sumut berada di peringkat ketiga setelah Jabar dan Jawa Tengah yang berada di peringkat satu dan dua.
"Waktu itu kami datang hanya dengan 73 atlit," ujar Suliadi.
Setelah itu, pada kejuaraan terbuka cabang atletik tahun 2017 di Qatar, atlit difabel Sumut berhasil metenggut masing-masing satu emas dan perak.
Bagaimana dengan tahun ini? Sejumlah prestasi tingkat internasional berhasil diraih atlit anggota NPC Sumut. Dari cabang catur di Jerman beberapa waktu lalu didapatkan medali perunggu. Lalu di Jepang direbut perak dari cabang angkat berat.
"Di Asian Para Games mendatang Sumut menyumbang 17 atlit untuk kontingen Indonesia. Masing-masing di cabang atletik, angkat berat, volley duduk, tennis meja, renang, balap sepeda dan catur," tutur Suliadi.
Tahun 2020 mendatang di event PON di Papua, Suliadi menyatakan setidaknya mereka bisa mempertahankan prestasi di Jabar. Meraih 33 medali emas. Alasan jarak yang cukup jauh menyebabkan tim Sumut bakal membatasi jumlah atlit yang akan dikirim. Hanya cabang olahraga yang paling potensial menyumbangkan medali, atlit difabel dari cabang itu yang dikirim.
Tentang perhatian Pemerintah terhadap mereka, Suliadi menyatakan sudah cukup baik. Pada Gubernur Edy Rahmayadi, NPC berharap perhatian yang lebih baik. Tujuannya agar atlit difabel Sumut kian bisa unjuk prestasi. Di kancah nasional dan terlebih lagi internasional.