Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Survei LSI Denny JA menyatakan istilah 'The New Prabowo' belum populer di masyarakat. PAN mengakui hingga kini memang belum ada langkah konkret untuk melakukan re-branding Prabowo.
"Memang saat ini belum ada program apapun sebagai langkah re-branding Prabowo menjadi The New Prabowo," ujar Wakil Ketua Dewan Kehormatan Dradjad Wibowo, Kamis (27/9/2018).
Selain itu, istilah The New Prabowo juga dianggap Dradjad kurang tepat. Apa alasannya?
"Apalagi sebenarnya istilah The New Prabowo itu kurang tepat. Yang hendak ditunjukkan sebenarnya karakter asli Prabowo seperti humanis, mudah bercanda tapi juga serius ketika ada tuntutan tugas. Mudah membantu orang lain, ikhlas dalam berjuang, loyal terhadap teman, bisa dipegang ucapannya dan sebagainya," jelas dia.
Menurut Dradjad lebih tepat apabila yang digaungkan adalah istilah 'The Real Prabowo'. Ia menyebut selama ini Prabowo telah menjadi korban pembunuhan karakter.
"Ini karena selama dua puluh tahun Mas Bowo menjadi korban pembunuhan karakter. Padahal, Prabowo sehari-hari itu ya, seperti yang saya sebutkan tadi. Jauh dari fitnah berupa gambaran karakter yang mengerikan yang disebarkan oleh oknum tertentu," sebut Dradjad.
"Jadi bukan The New Prabowo, tapi justru The Real Prabowo yang perlu lebih dipublikasikan," imbuhnya.
Survei yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan 'The New Prabowo' belum populer di masyarakat. Baru 13 persen yang mengetahui 'The New Prabowo'.
"The New Prabowo sebenarnya bisa menjadi magnet elektoral buat Prabowo. Tetapi sejauh ini mengapa belum signifikan karena memang masyarakat yang mengenal, mengetahui isu The New Prabowo juga baru 13 persen. Jadi belum populer di masyarakat," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di gedung Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9). (dtc)