Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Yazd. Masyarakat yang tinggal di gurun, sudah biasa dengan hawa panas. Tahukah kamu, teknologi AC zaman kuno sudah ada di Iran sejak abad ke-14.
Melansir BBC Travel, Selasa (2/10/2018), wisatawan yang traveling ke Iran bisa melihat teknik kuno pendingin ruangan alias AC. Inilah alat penangkap angin yang memperlihatkan bagaimana peradaban kuno telah beradaptasi dengan lingkungan gurun yang keras.
Pada musim panas, Kota Yazd yang berjarak 625 km dari Ibukota Teheran akan bersuhu 40 derajat Celcius. Inilah keadaan kota gurun di jantung Iran dan tak heran bila traveler akan melihat teknologi AC yang diyakini berusia ribuan tahun itu.
Rupa AC itu adalah cerobong yang memiliki lubang-lubang penangkap angin. Menonjol di atap rumah-rumah tua dan akan banyak traveler temui di Kota Yazd.
Sederhananya, penangkap angin akan mengarahkan arus sejuk ke bagian bawah rumah, baik ke ruang utama atau ke ruang penyimpanan bawah tanah untuk mendinginkan makanan yang mudah rusak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penangkap angin itu dapat mengurangi suhu dalam ruangan sekitar 10 derajat. Dari Persia kuno dan Mesir sampai Babylonia dan Arab, peradaban kuno telah menyesuaikan arsitektur bangunannya dengan mengembangkan metode ventilasi alami.
Contoh penangkap angin ini dapat ditemukan di Timur Tengah, Mesir, Pakistan dan India. Karena penangkap angin terletak di titik tertinggi bangunan, mereka sangat rentan terhadap kerusakan.
Penangkap angin tertua di Iran dibuat pada abad ke-14. Namun referensi penangkap angin itu sudah tertulis sejak dalam karya penyair Persia abad ke-5, Nasir Khusraw.
Penangkap angin yang menjulang dari atap-atap rumah Kota Yazd tampak seperti gedung pencakar langit mini. Sebagian besar penangkap angin di sana berbentuk segi empat, heksagonal, atau oktagonal dengan lubang di masing-masing dari empat sisi untuk menangkap angin bertiup dari berbagai arah.
Angin di Kota Yazd datang dari segala sisi. Tidak seperti di Maybod, sebuah kota kecil sekitar 55 km barat laut Yazd, di mana penangkap angin hanya memiliki satu saluran masuk untuk mencegah angin berdebu yakni dari angin gurun yang bertiup dari utara, namun Yazd dikelilingi oleh pegunungan yang menghalangi angin gurun.
Bahkan tanpa adanya angin, penangkap angin itu bekerja sebagai cerobong cahaya yang menciptakan tekanan dan mampu mendorong udara hangat ke atas dan keluar melalui menara. Hal ini membuat interior rumah terasa lebih sejuk daripada eksterior.
Seringkali udara dingin dari penangkap angin melewati ceruk sebuah ruangan di permukaan tanah lalu turun melalui lubang ke zir-zamin yang berarti ruang bawah tanah tempat menyimpan barang-barang yang mudah rusak. Ruang bawah tanah yang lebih dalam disebut sardab yang berarti air dingin, air dari qanat yakni saluran bawah tanah yang digunakan untuk memindahkan air dari gunung ke kota untuk mendinginkan udara yang masuk.
Seperti halnya qanat, penangkap angin adalah simbol masa lalu. Penggunaannya telah berkurang secara signifikan dengan munculnya AC modern. Kini, masyarakat di sana meninggalkan rumah tradisionalnya dan menghuni apartemen modern.
Rumah-rumah menjadi kosong atau disewakan kepada imigran dan pekerja. Nasib baik bagi rumah itu saat dibeli oleh orang kaya di Teheran atau Shiraz dan mengubahnya menjadi hotel.
Kota Yazd menjadi situs Warisan Dunia Unesco pada tahun 2017 yang mendorong adanya pelestarian beberapa arsitektur yang memiliki nilai historis. Setelah menjadi situs Unesco, Cultural Heritage Institute mulai memberikan pinjaman dan orang-orang yang membeli rumah-rumah tua itu dapat merenovasinya menjadi hotel, restoran dan melestarikannya.
Bagi warga, selama wisatawan terus datang bangunan tua Kota Yazd akan terjaga. Pemasukan yang berasal dari pariwisata memungkinkan untuk merenovasi dan pelestarian rumah-rumah tua itu. (dtt)