Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Konsul Jenderal (Konjen) India, Shalia Shah, menceritakan kisah Mohandas Karamchand Gandhi yang lebih dikenal sebagai Mahatma Gandhi saat memeringati hari Anti Kekerasan Internasional, Selasa (2/10/2018).
Gandhi yang dilahirkan pada 2 Oktober 1869 di sebuah kota kecil Portbandar di Negara Bagian Gujarat itu punya kisah hidup yang panjang, mulai dari sekolah dasar di Portbandar hingga lahirnya konsep Satyagraha atau ‘perjuangan untuk kebenaran’ yang menjadikannya Mahatma Gandhi dan pengabdian akan sumber daya.
Gandhi menurut Shalia selalu berkata bumi menyediakan untuk memenuhi semua kebutuhan manusia tetapi bukan keserakahan manusia.
“Di tahun-tahun berikutnya, Gandhi memimpin banyak gerakan massa seperti gerakan pembangkangan sipil atau gerakan Berhenti India yang bersejarah. Pada masa-masa itu Gandhi beserta para pengikutnya sering dipenjarakan oleh pengauasa Inggris tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka,” ujar Shalia.
Shalia mengatakan kalau Gandhi juga sering mengatakan menolak kekerasan karena saat kekerasan terjadi untuk melakukan kebaikan, kebaikan itu hanya akan bersifat sementara sedangkan kejahatan yang dihasilkannya akan menjadi permanen.
Prinsip-prinsip dan tindakan itu, jelas Shalia, mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan bahkan menginspirasi banyak pemimpin dunia seperti Nelson Mandela, Martin Luther King Jr Barack Obama dan banyak lagi.
“Pada ulang tahun Mahatma Gandhi ke 70 pada 2 Oktober 1939, Albert Einstein berkata generasi yang akan datang mungkin akan sulit percaya bahwa seorang seperti beliau pernah benar-benar ada dan berjalan di atas bumi ini," tambahnya
“Untuk memperingati kenangan akan Mahatma Gandhi, Persatuan Bangsa-Bangsa pada tanggal 15 Juni 2007 menetapkan Hari Lahir beliau setiap tanggal 2 Oktober sebagai ‘Hari Anti kekerasan Internasional,” imbuh Shalia.
Pada peringatan Hari Anti Kekerasan Internasional dan ulang tahun Mahatma Gandhi tersebut Hadir mewakili Forum Komunikasi Umat Beragama H Ilyas Halim, Bikhuni YM Bhadrasudiyanti Sthavira (Buddha) dan sejumlah siswa dari berbagai sekolah di Medan.